Minggu, 20 Desember 2015

Perayaan Natal 25 Desember

Menjawab Pertentangan Perayaan Natal

1.      Ada yang menuduh perayakan Natal dan pemakaian pohon Natal adalah sesuatu praktek yang bersifat berhala atau kafir. Karena orang-orang Eropa sebelum mereka menjadi Kristen di mana suku bangsa Celtic dan Teutonic sangat menghormati pohon-pohon ini pada perayaan musim dingin sebagai simbol kehidupan kekal. Versi lainnya mengatakan bahwa pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia di mana mereka menghiasi pohon cemara dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tanggal 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari yang bernama Mithras, yang asal mulanya dari dewa matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma.[1] 
jawaban:
a.       Sekalipun ada kesamaan pengunaan pohon natal kristen sekarang dengan pohon cemara yang digunakan pada perayaan berhala kunon namun tidak ada kepastian yang jelas bahwa penggunaan pohon terang pada perayaan natal sekarang ini diwariskan dari tradisi berhala kuno. Ada yang mengaitkannya dengan pengalaman rohani seorang Santo Bonifacius dan ada juga yang mengaitkannya dengan pengalaman rohani Marthin Luther dan pohon cemaranya (bc. di link https://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal)
b.      Jika yang dipersoalkan adalah kesamaan bentuk dan budaya perayaanya. Maka jangan lupa bahwa Perayaan-perayaan israel juga yang mereka lakukan dalam ibadah banyak kesamaannya dengan tradisi dan budaya kuno. Lalu apakah Israel penyembah berhala??? 
Misalkan: “di timur dekat kuno tidak hanya umat Ibrani yang mempraktikan upacara penyucian dan korban binatang sembelihan. Golongan golongan imam yang tersusun dengan sangat rapi memimpin tempat-tempat penyembahan atau kuil-kuil. Mereka dikenal dalam hampir semua tradisi keagamaan yang ada bersama-sama dengan iman Ibrani sebagaimana diceritakan di perjanjian lama. Upacara pembasuhan atau kebaktina di hadapan para dewa adalah hal-hal yang umum baik dalam agama orang Mesopatamia maupun mesir.
Agama orang-orang kanaan meliputi juga “korban pendamaian” dan korban secara “menyeluruh” atau korban “bakaran” yang mirip dengan korban-korban yang biasa dipersembahkan oleh umat Ibrani[2]
c.       Sebagaian sejarah yang ada di Alkitab juga ada yang mirip mirip dengan mitos-mitos kuno, lalu apakah Alkitab sama dengan mitos kuno???
Misalnya: “perpustakaan Asyurbanipal ada persamaan yang mengejutkan dengan kisah air bah yang di Alkitab, Enuma Elisy yang menyingkap sebagian teologi Babel tentang penciptaan. dll[3]
d.      Nama ‘Lucifer’ (KJV) / ‘bintang timur’ (Yes 14:12), yang berasal dari astrology, suatu bentuk pemberhalaan. Yes 14:12 - “‘Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”. Tetapi nama ‘Lucifer’ / ‘bintang timur’ ini akhirnya dipakai oleh Yesus untuk diriNya sendiri dalam Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”. Kalau Yesus sendiri boleh menggunakan suatu nama yang berasal dari kekafiran untuk diriNya sendiri, lalu mengapa kita tidak boleh?[4]
e.       dalam Kitab Suci kata Elohim, Theos, dsb, dipakai, baik untuk menunjuk kepada Allah yang benar, maupun kepada dewa-dewa / berhala-berhala kafir, bahkan kepada setan (1Sam 28:13  2Kor 4:4). Apakah kita harus membuang penggunaan istilah itu?[5]
f.       Sol Invictus ("Matahari Tak Terkalahkan") adalah dewa Matahari resmi pada masa Kekaisaran Romawi akhir. Pada tahun 274 kaisarAurelianus menjadikannya sembahan resmi di antara sembahan tradisional Romawi lainnya. Para sejarawan berbeda pendapat mengenai apakah Sol Invictus merupakan pembentukan ulang dari dewa Romawi Sol, atau kebangkitan kembali pemujaan dewa Elagabalus atau memang dewa yang benar-benar baru.  Sol Invictus disukai oleh para kaisar setelah Aurelianus dan dewa itu muncul di koin-koin kekaisaran sampai masa kaisar Konstantinus.... Festival untuk Sol Invictus diselenggarakan pada tanggal 25 Desember.[6]  “Pada tahun 274, di Roma dimulai perayaan hari kelahiran matahari pada tanggal 25 Desember sebagai penutup festival Saturnalia (17-24 Desember) karena diakhir musim salju matahari mulai menampakkan sinarnya pada hari itu.... adanya kristenisasi masal di masa Konstantin, banyak orang Kristen Roma masih merayakan hari kelahiran matahari itu sekalipun sudah mengikuti agama Kristen. Kenyataan ini mendorong pimpinan gereja di Roma mengganti hari perayaan ‘kelahiran matahari’ itu menjadi perayaan ‘kelahiran Matahari Kebenaran’ dengan maksud mengalihkan umat Kristen dari ibadat kafir pada tanggal itu dan kemudian menggantinya menjadi perayaan ‘Natal.’ Pada tahun 336, perayaan Natal mulai dirayakan tanggal 25 Desember sebagai pengganti tanggal 6 Januari. Ketentuan ini diresmikan kaisar Konstantin yang saat itu dijadikan lambang raja Kristen.[7] sekilas info tentang Konstantin agung:
1)      Gaius Flavius Valerius Aurelius Constantinus  (lahir 27 Februari 272 – meninggal 22 Mei 337 pada umur 65 tahun), yang lazim dikenal sebagai Konstantinus I, Konstantinus Agung, atau (di antara orang-orang Kristen Ortodoks Timur dan Katolik Timur) Santo Konstantin, adalah seorang Kaisar Romawi, yang dinyatakan sebagai Augustus oleh pasukan-pasukannya pada 25 Juli 306 dan yang memerintah atas bagian Kekaisaran Romawi yang terus-menerus berkembang hingga kematiannya.
2)      Thn 264-340, Eusebius (Uskup Kaisarea) seorang Penulis sejarah gereja dari Kristus s/d. Konsili Nicea, mempunyai pengaruh besar atas hidup kaisar Konstantin Agung[8].
3)      Tahun 325 terjadi penyelesaian pertentangan karena ajaran arius yang sesat (hadir 250 s/d 300 Uskup), dipimpin Kaisar Konstantin agung. Ajaran arius ditolak -- pengakuan Eusebius diterima[9]
-          Arius adalah penatua di alexandria, murid Lucius dari Antiokia
-          Arius bertentangan dengan Uskup Alexsandria yang setuju dengan Ireneus bahwa logos adalah Allah sedari kekal (Ireneus adalah murid Polikarpus dan Papias muridnya Yohanes)
-          Ajaran arius: Kristus adalah logos yang merupakan makhluk tersulung dan yang tertinggi derajatnya, melalui Dia segala sesuatu dijadikan. (ajarannya banyak dianut oleh uskup-uskup ditimur)

Tahun 336 Kaisar Konstantin Agung meresmikan perayaan Natal tanggal 25 Desember seperti alasan yang sudah diuraikan diatas. Namun sekalipun demikian tidaklah tertutup kemungkinan bahwa tradisi kristen yang murni sebelumnya telah merayakan  tanggal 25 desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja di Roma menyatakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember.[10] Sekalipun kita akui bertepatan pada puncak perayaan budaya kafir.
beberapa pertimbangan:
-          Dokumen Gereja pertama kali yang mencatat penetapan tanggal kelahiran Al-Masih, adalah Didascalia atau Konstitusi Rasuli (Arab: Dastur Rasuliy) yang berbunyi: “Saudara-saudaraku, peliharalah perayaan untuk kelahiranNya (Natal) pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4 Mesir”[11]
-          Paus Santo Telesphorus adalah Paus Gereja Katolik Roma sejak tahun ±126hingga ±137. Pada masa kepausannya, banyak terjadi penyimpangan kepercayaan hidup diRoma, seperti aliran Gnostik. Selain itu, ia melanjutkan kepengurusan gereja dengan menetapkan norma-norma seperti masa puasa, masa pertobatan sebelum Paskah, menyusun lagu Gloria in Excelsis Deo (Terpujilah Tuhan), dan memberi masukan doa pada misa.[12] Pada abad ke 2 (126-136) Bapak Gereja, Paus/Patriakh Telesphorus  menetapkan Misa natal tengah malam (Jam 12 lewat 01 detik pada pergantian tanggal 24 ke-25 Des
-          Pada abad ke-2-3 (170-240) dalam buku Santo Hippolytus of Rome, Commentary on Daniel, menyatakan: “kedatangan pertama Tuhan (Kyrie/Kuryos) kita di dalam daging terjadi ketika Ia dilahirkan di Betlehem, tanggal 25 desember, pada hari rabu, ketika Kaisar Augustus memerintah pada tahun pemerintahan ke-42
2.      tidak mungkin Natal terjadi pada musim dingin, mengingat bahwa para gembala berada di luar / di padang pada malam hari, pada saat mereka mendapat berita Natal dari malaikat-malaikat (Luk 2:8-11).
Jawaban:
Pertama,perhitungan tahun kelahiran Yesus Kristus dalam buku Jesus of Nazareth: the infancy Narrative, menurut ahli astronomi Wina, Ferrari D’Occhieppo, terjadi pada tahun 7-6 seb Masehi pada musim dingin (kira-kira akhir desember). Karena pada waktu itu terjadi konjungsi planet jupiter dan saturnus yang menyebabkan cahaya bintang Timur yang sangat terang di Betlehem. Bertepatan hari raya saturnalia (17-23 des).
 Yang kedua, sesuai dengan pengharapan Yahudi tampaknya yang dimaksudkan Lukas dengan padang gembala itu bukan padang gembala biasa. Tetapi menunjuk kepada Migdal Eder, "Menara Kawanan Domba" yang disebut dalam Targum Yonathan. Latarbelakangnya, seperti dicatat dalam Kejadian 35:16-22. Di situ dikisahkan tentang kematian Rahel pada waktu ia melahirkan Benyamin, yang lalu dikuburkan di jalan ke Efrata, yaitu Bethlehem. Kubur Rahel itu ada di Bethlehem hingga sekarang. Di sebuah bangunan dengan kubah putih, di situ ada Menorah dan tulisan Ibrani: Qubr Rahel, "kuburan Rahel". Dalam Targum Yonathan, Migdal Eder, "Menara kawanan domba", tempat Israel memasang kemahnya (Kejadian 35:21), disebut sebagai tempat Messiah akan dinyatakan. Menurut literatur Yahudi: Mishnah, Sheki-nah 7,4 domba-domba yang disebut dalam kaitan dengan Migdal Eder itu bukan domba-domba biasa, tetapi domba-domba kurban Bait Allah, yang dijaga oleh gembala-gembala khusus pula yang diikat oleh peraturan rabbi-rabbi Yahudi. Karena itu, letak Migdal Eder menurut keterangan Mishnah tadi di suatu jalan tertutup dalam perjalanan dari Bethlehem menuju ke Yerusalem. Yang jelas, apa yang sekarang disebut Sahl al-Ra’wat (The Sepherd s Field) di Beyt Sahour, itu hanya kira-kira saja. Artinya, jauh dari keterangan yang diberikan Mishnah. Nah, karena tempat itu memang tempat tertutup, mungkin semacam benteng begitu, maka "domba-domba di padang itu dibiarkan digembalakan, baik pada saat musim panas maupun musim hujan". Demikian keterangan yang terbaca dalam Talmud, tractate: Bezah 40a, Tsepta Bezah 4:6. Nah, untuk ukuran domba-domba biasa di padang belantara memang tidak mungkin, sebab domba-domba pada umumnya paling lambat harus kembali dimasukkan dalam kandangnya pada waktu turunnya hujan pertama (kira-kira bulan Nopember)". Bahwa Bait Allah di Yerusalem mempunyai persediaan khusus seperti itu, jelas dari fakta bahwa tidak ada upacara Yahudi yang tanpa kurban hampir dalam semua lingkaran tahun liturgis. Dalam penanggalan liturgi Yahudi, perayaan yang jatuh pada bulan 25 Kislew sampai 2 Tebeth (Desember/Januari) adalah Hari Hanuka ("penahbisan Bait Allah"). Hari raya ini memperingati kemenangan Yuhuda/Yudas Makabe pada tahun 165-164 sebelum Masehi, karena kejahatan Anthiokus Epifanes yang menajiskan Baitul Maqdis itu (2 Makabe 10:6). Dalam Yohanes 10:22 disebutkan bahwa perayaan itu jatuh pada musim dingin. Ciri khas perayaan ini adalah penyalaan lampu-lampu terang, sehingga sejarahwan Flavius Yosephus menyebutnya : "Hari Raya Terang" (Antiquities 12:325). Barangkali dari upacara inilah, ummat Kristen mengadaptasi penyalaan lilin-lilin dan lampu Natal. Jadi, TIDAK USAH CURIGA DAN TAKUT DULU bahwa ritus-ritus Natal itu asalnya dari paganisme, meskipun kita tidak mengecilkan makna kontekstualisasi yang dalam pada agama apapun di dunia ini. Kedua, secara umum biasanya pada musim dingin, maka gembala tidak menggembalakan domba-dombanya di padang. Ya, ini kan pada umumnya. Apa di dunia ini tidak pernah terjadi waktu-waktu yang khusus? Jawabnya: Ya, tentu saja pernah terjadi. Jadi, biasanya memang pada bulan Tebeth/Desember curah hujan sangat besar. Orang-orang akan menggigil kedinginan bila berada di luar. Tapi, ternyata tidak selamanya pada bulan Tebeth turun hujan. berdasarkan bukti, Dalam Talmud, Ta’anith 6b,: "Tahun baik dalam bulan Tebeth (Desember) tidak turun hujan". Apa maksud-nya? Ya, memang pernah terjadi "salah mangsa, salah musim". Dalam hubungan dengan itu, Talmud malah secara eksplisit mencatat bahwa pada musim dingin: "domba-domba digembalakan di padang". Untuk lebih mantabnya, kutipan bahasa Ibraninya: alu hen midbariyot. The flocks which pastured in the wilderness. "Apakah tidak masuk akal apabila kita berfikir bahwa pernah ada waktu yang disiapkan secara khusus oleh Allah: suasana ramah, hari biak dan cuaca yang bagus?". Kelahiran Messiah sendiri, Putra Allah yang lahir dari seorang perempuan Yahudi di Palestina itu terjadi: Fa lama tamma al-Zaman. "When the fullness of the times had come" (Galatia 4:4). Ya, mungkin penafsiran ini terlalu jauh. Tapi begitulah kita haqqul yaqin, mengimani misteri Ilahi. Kesimpulan, sekali lagi tidak ada yang janggal dengan kelahiran Sayidina Almasih pada bulan Tebeth/ Desember, sebagaimana yang ditetapkan dalam hitungan liturgi Gereja selama ini. (Untuk lebih lengkap ya baca saja artikel terkait yg saya kutip)[13]

3.      perayaan hari kelahiran Yesus tidak diperintahkan di dalam Alkitab, yang diperintahkan adalah hari kematiannya
jawaban:
a.        Perayaan kelahiran Yesus memang tidak diperintahkan, namun bukan berarti tidak boleh karena Alkitab juga tidak memberi larangan perayaan kelahiran Yesus
b.      perlu diingat juga bahwa tidak ada kematian Kristus tanpa sebuah kelahiran Kristus. ini dogma yang tidak bisa terlepas dari iman Kristen. dimana kita percaya bahwa “3tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, 4dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. (Rm.1:3-4). Memang kematian Kristus adalah sebuah pengorbanan terbesar yang dilakukan Allah kepada umat-Nya, tapi kita juga tidak boleh lupa bahwa kelahiran-Nya juga adalah sebuah pengorbanan besar yang telah Ia lakukan, diman Ia datang merendahkan diri-Nya, menanggalkan kemuliaan-Nya, lahir di rumah yang sederhana bukan di istana, di baringkan di Palungan, tidak memiliki tempat di penginapan padahal Ia pemilik langit bumi beserta isinya, dll.  “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Fil. 2:7-8). Manusia yang fana saja dimerihkan hari ulang tahunnya oleh orang-orang yang mencintainya. Bukankah kita lebih lagi dan patut memeriahkan hari kelahiran Yesus Kristus Tuhan kita sebagai tanda cinta kita kepada-Nya, mengingat sebuah pengorbanannya itu (yang walaupun bukan berarti setiap hari kita tidak menunjukkan rasa cinta kita kepada Dia yang telah menebus hidup kita atau tidak mengakui bahwa Ia pernah lahir menjadi manusia, merendahkan diri-Nya demi kita yang percaya). Sama seperti dalam memberi perpuluhan di gereja bukan berarti kita tidak mengakui bahwa seluruh hidup dan kepunyaan kita adalah milik-Nya
c.       sekalipun tidak ada perintah merayakan hari kelahiran Tuhan Kita Yesus Kristus di Alkitab, tapi juga tidak boleh diabaikan bahwa Alkitab memberi kesaksiaan tentang orang-orang Majus yang datang dari timur, mereka datang merayakan kelahiran Kristus. mereka sangat bersukacita menyambut kelahiran Kristus, bahkan mereka sujud menyembah Dia, mereka membawa persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur (Bc.Mat.2:1-11). Bahkan Yohanes pembaptispun yang masih di dalam kandungan ibunya melonjak kegirangan ketika Maria masih mengandung Yesus. Ini artinya kedatangan-Nya untuk lahir sebagai manusia dirayakan (bc.Luk.1:39-44). Bahkan kelahiran-Nya diberitakan oleh malaikat kepada gembala-gembala. Sejumlah bala tentara sorgapun turut merayakannya, gembala-gembala dan sejumlah bala tentara sorga itu menaikan pujian kepada Allah. ketika bayi itu lahir malaikat itu berkata bahwa ini berita kesukaaan besar untuk seluruh bangsa (bc.Luk.2:8-20).
d.      Perintah merayakan hari kematian Kristus sebenarnya juga tidak ada di Alkitab. Yang ada adalah perintah meneruskan tradisi perjamuan paskah orang Yahudi dimana terdapat roti dan anggur. Roti melambangkan tubuh Kristus dan anggur melambangkan darah Kristus yang akan ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa (Mat.26:26-29; Luk.14:22-25),  dalam hal inipun yang ditekankan bukan persoalan memperingati hari, melainkan peringatan akan Dia, Yesus sebagai penggenapan perjamuan paskah (Bc. Luk.22:14-20), Yesus sebagai anak domba paskah (1 Kor.5:7). Rasul Paulus berkata: “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti  dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"  Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia dating. (1Kor. 11:23-26). Tradisi ini kita sebut sekarang di gereja sebagai “perjamuan kudus”.

4.      Mereka yang anti Natal juga mencoba merohanikan bahasa bahwa di Alkitab orang-orang yang merayakan hari kelahiran adalah hanya orang-orang kafir, orang-orang beriman tidak ada yang merayakan hari kelahirannya. itulah sebabnya juga mereka tidak suka dengan perayaan hari ulang tahun.
Jawaban:
a.       Alkitab tidak mencatat adanya orang-orang beriman yang merayakan hari ulang tahunnya, namun bukan berarti tertutup kemungkinan ada yang merayakan, kecuali ada pernyataan Alkitab yang mengatakan bahwa orang-orang beriman disepanjang kitab suci tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya
b.      Jika yang dipersoalkan bahwa itu kebiasaan orang kafir. diatas tadi sudah saya paparkan bahwa ada banyak juga kebiasaan orang-orang beriman di Alkitab dan khususnya PL melakukan hal yang sama persis dengan kebiasaan orang-orang kafir dan itu jauh sebelum orang-orang beriman melakukannya, orang orang kafir sudah melakukan tradisi tertentu.
c.       Jadi Tradisi atau kebiasaan tertentu itu sebenarnya tidak menjadi persoalan dalam kekristenan, keculi jika hal itu bertentangan dengan Alkitab atau memang juga dilarang oleh Alkitab.
Selamat Hari Natal.... Tuhan Yesus memberkati




[2] Andrew E.Hill; Survei Perjanjian Lama; Gandum Mas; Hal.190
[3] Andrew E.Hill; Survei Perjanjian Lama; Gandum Mas; Hal.97
[5] Ibid.
[8] Diktat STTII, disusun: Drs. Paus L. Kristianto, Th.M.,M.si, (Yogyakarta: 2005) ,Hal 9
[9] Ibid
[12] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Paus_Telesphorus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar