Menjawab Pertentangan Perayaan Natal
1. Ada yang menuduh perayakan Natal dan
pemakaian pohon Natal adalah sesuatu praktek yang bersifat berhala atau kafir.
Karena orang-orang Eropa sebelum mereka menjadi Kristen di mana suku bangsa
Celtic dan Teutonic sangat menghormati pohon-pohon ini pada perayaan musim
dingin sebagai simbol kehidupan kekal. Versi lainnya mengatakan bahwa pada
zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia
di mana mereka menghiasi pohon cemara dengan hiasan-hiasan kecil dan
topeng-topeng kecil, karena pada tanggal 25 Desember ini adalah hari kelahiran
dewa matahari yang bernama Mithras, yang asal mulanya dari dewa matahari Iran
yang kemudian dipuja di Roma.[1]
jawaban:
a. Sekalipun ada kesamaan pengunaan
pohon natal kristen sekarang dengan pohon cemara yang digunakan pada perayaan
berhala kunon namun tidak ada kepastian yang jelas bahwa penggunaan pohon
terang pada perayaan natal sekarang ini diwariskan dari tradisi berhala kuno. Ada
yang mengaitkannya dengan pengalaman rohani seorang Santo Bonifacius dan ada
juga yang mengaitkannya dengan pengalaman rohani Marthin Luther dan pohon
cemaranya (bc. di link https://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal)
b. Jika yang
dipersoalkan adalah kesamaan bentuk dan budaya perayaanya. Maka jangan lupa
bahwa Perayaan-perayaan israel juga yang mereka lakukan dalam ibadah banyak
kesamaannya dengan tradisi dan budaya kuno. Lalu apakah Israel penyembah
berhala???
Misalkan: “di timur dekat kuno tidak hanya umat Ibrani
yang mempraktikan upacara penyucian dan korban binatang sembelihan. Golongan
golongan imam yang tersusun dengan sangat rapi memimpin tempat-tempat
penyembahan atau kuil-kuil. Mereka dikenal dalam hampir semua tradisi keagamaan
yang ada bersama-sama dengan iman Ibrani sebagaimana diceritakan di perjanjian
lama. Upacara pembasuhan atau kebaktina di hadapan para dewa adalah hal-hal
yang umum baik dalam agama orang Mesopatamia maupun mesir.
Agama orang-orang kanaan meliputi juga “korban
pendamaian” dan korban secara “menyeluruh” atau korban “bakaran” yang mirip
dengan korban-korban yang biasa dipersembahkan oleh umat Ibrani[2]
c. Sebagaian
sejarah yang ada di Alkitab juga ada yang mirip mirip dengan mitos-mitos kuno,
lalu apakah Alkitab sama dengan mitos kuno???
Misalnya:
“perpustakaan Asyurbanipal ada persamaan yang mengejutkan dengan kisah air bah
yang di Alkitab, Enuma Elisy yang menyingkap sebagian teologi Babel tentang
penciptaan. dll[3]
d. Nama
‘Lucifer’ (KJV) / ‘bintang timur’ (Yes 14:12), yang berasal dari astrology, suatu
bentuk pemberhalaan. Yes 14:12 - “‘Wah, engkau sudah jatuh
dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh
ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”. Tetapi nama ‘Lucifer’ / ‘bintang
timur’ ini akhirnya dipakai oleh Yesus untuk diriNya sendiri dalam Wah 22:16 -
“‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang
semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan
Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”. Kalau Yesus sendiri boleh
menggunakan suatu nama yang berasal dari kekafiran untuk diriNya sendiri, lalu
mengapa kita tidak boleh?[4]
e. dalam
Kitab Suci kata Elohim, Theos, dsb, dipakai, baik untuk menunjuk kepada Allah
yang benar, maupun kepada dewa-dewa / berhala-berhala kafir, bahkan kepada
setan (1Sam 28:13 2Kor
4:4). Apakah kita harus membuang penggunaan istilah itu?[5]
f. Sol Invictus ("Matahari
Tak Terkalahkan") adalah dewa Matahari resmi pada masa Kekaisaran
Romawi akhir. Pada tahun 274 kaisarAurelianus menjadikannya sembahan resmi di antara sembahan tradisional
Romawi lainnya. Para sejarawan berbeda pendapat mengenai apakah Sol Invictus
merupakan pembentukan ulang dari dewa Romawi Sol,
atau kebangkitan kembali pemujaan dewa Elagabalus atau memang dewa yang benar-benar baru. Sol Invictus disukai oleh para kaisar setelah
Aurelianus dan dewa itu muncul di koin-koin kekaisaran sampai masa kaisar Konstantinus.... Festival untuk Sol Invictus diselenggarakan pada tanggal
25 Desember.[6]
“Pada
tahun 274, di Roma dimulai perayaan hari kelahiran matahari pada tanggal 25
Desember sebagai penutup festival Saturnalia (17-24 Desember) karena diakhir
musim salju matahari mulai menampakkan sinarnya pada hari itu.... adanya
kristenisasi masal di masa Konstantin, banyak orang Kristen Roma masih merayakan
hari kelahiran matahari itu sekalipun sudah mengikuti agama Kristen. Kenyataan
ini mendorong pimpinan gereja di
Roma mengganti hari perayaan ‘kelahiran matahari’ itu menjadi perayaan
‘kelahiran Matahari Kebenaran’ dengan maksud mengalihkan umat Kristen dari
ibadat kafir pada tanggal itu dan kemudian menggantinya menjadi perayaan
‘Natal.’ Pada tahun 336, perayaan Natal mulai dirayakan tanggal 25
Desember sebagai pengganti tanggal 6 Januari. Ketentuan ini diresmikan kaisar
Konstantin yang saat itu dijadikan lambang raja Kristen.[7]
sekilas info tentang Konstantin agung:
1)
Gaius Flavius Valerius Aurelius Constantinus (lahir 27 Februari 272 – meninggal 22 Mei 337 pada umur 65 tahun), yang lazim
dikenal sebagai Konstantinus
I, Konstantinus
Agung, atau (di antara orang-orang Kristen Ortodoks Timur dan Katolik
Timur) Santo Konstantin, adalah seorang Kaisar Romawi,
yang dinyatakan sebagai Augustus oleh pasukan-pasukannya pada 25 Juli 306 dan yang memerintah atas bagian Kekaisaran
Romawi yang
terus-menerus berkembang hingga kematiannya.
2)
Thn 264-340, Eusebius (Uskup
Kaisarea) seorang Penulis sejarah gereja dari Kristus s/d. Konsili Nicea,
mempunyai pengaruh besar atas hidup kaisar Konstantin Agung[8].
3)
Tahun 325 terjadi penyelesaian
pertentangan karena ajaran arius yang sesat (hadir 250 s/d 300 Uskup), dipimpin Kaisar
Konstantin agung. Ajaran arius ditolak -- pengakuan Eusebius diterima[9]
-
Arius adalah penatua di alexandria,
murid Lucius dari Antiokia
-
Arius bertentangan dengan Uskup
Alexsandria yang setuju dengan Ireneus bahwa logos adalah Allah sedari kekal
(Ireneus adalah murid Polikarpus dan Papias muridnya Yohanes)
-
Ajaran arius: Kristus adalah logos yang
merupakan makhluk tersulung dan yang tertinggi derajatnya, melalui Dia segala
sesuatu dijadikan. (ajarannya banyak dianut oleh uskup-uskup ditimur)
Tahun 336 Kaisar Konstantin Agung
meresmikan perayaan Natal tanggal 25 Desember seperti alasan yang sudah
diuraikan diatas. Namun sekalipun demikian tidaklah tertutup kemungkinan bahwa
tradisi kristen yang murni sebelumnya telah merayakan tanggal 25 desember sebagai hari kelahiran
Yesus Kristus. karena Gereja Ritus Timur
sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja di Roma
menyatakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember.[10] Sekalipun kita akui bertepatan
pada puncak perayaan budaya kafir.
beberapa pertimbangan:
-
Dokumen Gereja pertama kali yang mencatat
penetapan tanggal kelahiran Al-Masih, adalah Didascalia atau Konstitusi Rasuli
(Arab: Dastur Rasuliy) yang berbunyi: “Saudara-saudaraku, peliharalah perayaan
untuk kelahiranNya (Natal) pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29
bulan ke-4 Mesir”[11]
-
Paus Santo Telesphorus adalah Paus Gereja Katolik Roma sejak
tahun ±126hingga ±137. Pada masa
kepausannya, banyak terjadi penyimpangan kepercayaan hidup diRoma, seperti aliran
Gnostik. Selain itu, ia melanjutkan kepengurusan gereja dengan menetapkan
norma-norma seperti masa puasa, masa pertobatan sebelum Paskah,
menyusun lagu Gloria in Excelsis Deo (Terpujilah Tuhan), dan memberi
masukan doa pada misa.[12]
Pada abad ke 2 (126-136) Bapak Gereja, Paus/Patriakh Telesphorus menetapkan Misa natal tengah malam (Jam 12
lewat 01 detik pada pergantian tanggal 24 ke-25 Des
-
Pada abad ke-2-3 (170-240) dalam buku
Santo Hippolytus of Rome, Commentary on Daniel, menyatakan: “kedatangan pertama
Tuhan (Kyrie/Kuryos) kita di dalam daging terjadi ketika Ia dilahirkan di
Betlehem, tanggal 25 desember, pada hari rabu, ketika Kaisar Augustus
memerintah pada tahun pemerintahan ke-42
2. tidak mungkin
Natal terjadi pada musim dingin, mengingat bahwa para gembala berada di luar /
di padang pada malam hari, pada saat mereka mendapat berita Natal dari
malaikat-malaikat (Luk 2:8-11).
Jawaban:
Pertama,perhitungan tahun kelahiran Yesus
Kristus dalam buku Jesus of Nazareth: the infancy Narrative, menurut ahli
astronomi Wina, Ferrari D’Occhieppo, terjadi pada tahun 7-6 seb Masehi pada
musim dingin (kira-kira akhir desember). Karena pada waktu itu terjadi
konjungsi planet jupiter dan saturnus yang menyebabkan cahaya bintang Timur
yang sangat terang di Betlehem. Bertepatan hari raya saturnalia (17-23 des).
Yang
kedua, sesuai dengan pengharapan Yahudi tampaknya yang dimaksudkan Lukas dengan
padang gembala itu bukan padang gembala biasa. Tetapi menunjuk kepada Migdal
Eder, "Menara Kawanan Domba" yang disebut dalam Targum Yonathan.
Latarbelakangnya, seperti dicatat dalam Kejadian 35:16-22. Di situ dikisahkan
tentang kematian Rahel pada waktu ia melahirkan Benyamin, yang lalu dikuburkan
di jalan ke Efrata, yaitu Bethlehem. Kubur Rahel itu ada di Bethlehem hingga
sekarang. Di sebuah bangunan dengan kubah putih, di situ ada Menorah dan
tulisan Ibrani: Qubr Rahel, "kuburan Rahel". Dalam Targum Yonathan,
Migdal Eder, "Menara kawanan domba", tempat Israel memasang kemahnya
(Kejadian 35:21), disebut sebagai tempat Messiah akan dinyatakan. Menurut
literatur Yahudi: Mishnah, Sheki-nah 7,4 domba-domba yang disebut dalam kaitan
dengan Migdal Eder itu bukan domba-domba biasa, tetapi domba-domba kurban Bait
Allah, yang dijaga oleh gembala-gembala khusus pula yang diikat oleh peraturan
rabbi-rabbi Yahudi. Karena itu, letak Migdal Eder menurut keterangan Mishnah
tadi di suatu jalan tertutup dalam perjalanan dari Bethlehem menuju ke
Yerusalem. Yang jelas, apa yang sekarang disebut Sahl al-Ra’wat (The Sepherd s
Field) di Beyt Sahour, itu hanya kira-kira saja. Artinya, jauh dari keterangan
yang diberikan Mishnah. Nah, karena tempat itu memang tempat tertutup, mungkin
semacam benteng begitu, maka "domba-domba di padang itu dibiarkan
digembalakan, baik pada saat musim panas maupun musim hujan". Demikian
keterangan yang terbaca dalam Talmud, tractate: Bezah 40a, Tsepta Bezah 4:6.
Nah, untuk ukuran domba-domba biasa di padang belantara memang tidak mungkin,
sebab domba-domba pada umumnya paling lambat harus kembali dimasukkan dalam
kandangnya pada waktu turunnya hujan pertama (kira-kira bulan Nopember)".
Bahwa Bait Allah di Yerusalem mempunyai persediaan khusus seperti itu, jelas
dari fakta bahwa tidak ada upacara Yahudi yang tanpa kurban hampir dalam semua
lingkaran tahun liturgis. Dalam penanggalan liturgi Yahudi, perayaan yang jatuh
pada bulan 25 Kislew sampai 2 Tebeth (Desember/Januari) adalah Hari Hanuka
("penahbisan Bait Allah"). Hari raya ini memperingati kemenangan
Yuhuda/Yudas Makabe pada tahun 165-164 sebelum Masehi, karena kejahatan
Anthiokus Epifanes yang menajiskan Baitul Maqdis itu (2 Makabe 10:6). Dalam
Yohanes 10:22 disebutkan bahwa perayaan itu jatuh pada musim dingin. Ciri khas
perayaan ini adalah penyalaan lampu-lampu terang, sehingga sejarahwan Flavius
Yosephus menyebutnya : "Hari Raya Terang" (Antiquities 12:325).
Barangkali dari upacara inilah, ummat Kristen mengadaptasi penyalaan
lilin-lilin dan lampu Natal. Jadi, TIDAK USAH CURIGA DAN TAKUT DULU bahwa
ritus-ritus Natal itu asalnya dari paganisme, meskipun kita tidak mengecilkan
makna kontekstualisasi yang dalam pada agama apapun di dunia ini. Kedua, secara
umum biasanya pada musim dingin, maka gembala tidak menggembalakan
domba-dombanya di padang. Ya, ini kan pada umumnya. Apa di dunia ini tidak
pernah terjadi waktu-waktu yang khusus? Jawabnya: Ya, tentu saja pernah
terjadi. Jadi, biasanya memang pada bulan Tebeth/Desember curah hujan sangat
besar. Orang-orang akan menggigil kedinginan bila berada di luar. Tapi,
ternyata tidak selamanya pada bulan Tebeth turun hujan. berdasarkan bukti,
Dalam Talmud, Ta’anith 6b,: "Tahun baik dalam bulan Tebeth (Desember)
tidak turun hujan". Apa maksud-nya? Ya, memang pernah terjadi "salah
mangsa, salah musim". Dalam hubungan dengan itu, Talmud malah secara
eksplisit mencatat bahwa pada musim dingin: "domba-domba digembalakan di padang".
Untuk lebih mantabnya, kutipan bahasa Ibraninya: alu hen midbariyot. The flocks
which pastured in the wilderness. "Apakah tidak masuk akal apabila kita
berfikir bahwa pernah ada waktu yang disiapkan secara khusus oleh Allah:
suasana ramah, hari biak dan cuaca yang bagus?". Kelahiran Messiah
sendiri, Putra Allah yang lahir dari seorang perempuan Yahudi di Palestina itu
terjadi: Fa lama tamma al-Zaman. "When the fullness of the times had
come" (Galatia 4:4). Ya, mungkin penafsiran ini terlalu jauh. Tapi begitulah
kita haqqul yaqin, mengimani misteri Ilahi. Kesimpulan, sekali lagi tidak ada
yang janggal dengan kelahiran Sayidina Almasih pada bulan Tebeth/ Desember,
sebagaimana yang ditetapkan dalam hitungan liturgi Gereja selama ini. (Untuk lebih
lengkap ya baca saja artikel terkait yg saya kutip)[13]
3. perayaan hari kelahiran Yesus tidak diperintahkan di dalam Alkitab, yang
diperintahkan adalah hari kematiannya
jawaban:
a. Perayaan kelahiran Yesus memang tidak diperintahkan, namun bukan
berarti tidak boleh karena Alkitab juga tidak memberi larangan perayaan
kelahiran Yesus
b.
perlu diingat juga bahwa tidak ada
kematian Kristus tanpa sebuah kelahiran Kristus. ini dogma yang tidak bisa
terlepas dari iman Kristen. dimana kita percaya bahwa “3tentang
Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, 4dan
menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati,
bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. (Rm.1:3-4).
Memang kematian Kristus adalah sebuah pengorbanan terbesar yang dilakukan Allah
kepada umat-Nya, tapi kita juga tidak boleh lupa bahwa kelahiran-Nya juga
adalah sebuah pengorbanan besar yang telah Ia lakukan, diman Ia datang
merendahkan diri-Nya, menanggalkan kemuliaan-Nya, lahir di rumah yang sederhana bukan di istana, di baringkan di Palungan, tidak memiliki tempat di penginapan padahal Ia pemilik langit bumi
beserta isinya, dll. “yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib” (Fil. 2:7-8). Manusia yang fana saja dimerihkan hari ulang tahunnya oleh orang-orang
yang mencintainya. Bukankah kita lebih lagi dan patut memeriahkan hari
kelahiran Yesus Kristus Tuhan kita sebagai tanda cinta kita kepada-Nya,
mengingat sebuah pengorbanannya itu (yang walaupun bukan berarti setiap hari
kita tidak menunjukkan rasa cinta kita kepada Dia yang telah menebus hidup kita
atau tidak mengakui bahwa Ia pernah lahir menjadi manusia, merendahkan diri-Nya
demi kita yang percaya). Sama seperti dalam memberi perpuluhan di gereja bukan
berarti kita tidak mengakui bahwa seluruh hidup dan kepunyaan kita adalah
milik-Nya
c.
sekalipun tidak ada perintah merayakan
hari kelahiran Tuhan Kita Yesus Kristus di Alkitab, tapi juga tidak boleh
diabaikan bahwa Alkitab memberi kesaksiaan tentang orang-orang Majus yang
datang dari timur, mereka datang merayakan kelahiran Kristus. mereka sangat bersukacita
menyambut kelahiran Kristus, bahkan mereka sujud menyembah Dia, mereka membawa
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur (Bc.Mat.2:1-11). Bahkan
Yohanes pembaptispun yang masih di dalam kandungan ibunya melonjak kegirangan
ketika Maria masih mengandung Yesus. Ini artinya kedatangan-Nya untuk lahir
sebagai manusia dirayakan (bc.Luk.1:39-44). Bahkan kelahiran-Nya diberitakan
oleh malaikat kepada gembala-gembala. Sejumlah bala tentara sorgapun turut
merayakannya, gembala-gembala dan sejumlah bala tentara sorga itu menaikan
pujian kepada Allah. ketika bayi itu lahir malaikat itu berkata bahwa ini
berita kesukaaan besar untuk seluruh bangsa (bc.Luk.2:8-20).
d.
Perintah merayakan hari kematian Kristus sebenarnya
juga tidak ada di Alkitab. Yang ada adalah perintah meneruskan tradisi
perjamuan paskah orang Yahudi dimana terdapat roti dan anggur. Roti
melambangkan tubuh Kristus dan anggur melambangkan darah Kristus yang akan ditumpahkan
bagi banyak orang untuk pengampunan dosa (Mat.26:26-29; Luk.14:22-25), dalam hal inipun yang ditekankan bukan
persoalan memperingati hari, melainkan peringatan akan Dia, Yesus sebagai
penggenapan perjamuan paskah (Bc. Luk.22:14-20), Yesus sebagai anak domba
paskah (1 Kor.5:7). Rasul Paulus berkata: “Sebab apa yang telah kuteruskan
kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam
waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan
sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan
akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata:
"Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku;
perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti
ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia dating”. (1Kor. 11:23-26). Tradisi ini kita
sebut sekarang di gereja sebagai “perjamuan kudus”.
4. Mereka
yang anti Natal juga mencoba merohanikan bahasa bahwa di Alkitab orang-orang yang
merayakan hari kelahiran adalah hanya orang-orang kafir, orang-orang beriman
tidak ada yang merayakan hari kelahirannya. itulah sebabnya juga mereka tidak
suka dengan perayaan hari ulang tahun.
Jawaban:
a. Alkitab
tidak mencatat adanya orang-orang beriman yang merayakan hari ulang tahunnya,
namun bukan berarti tertutup kemungkinan ada yang merayakan, kecuali ada
pernyataan Alkitab yang mengatakan bahwa orang-orang beriman disepanjang kitab
suci tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya
b. Jika
yang dipersoalkan bahwa itu kebiasaan orang kafir. diatas tadi sudah saya
paparkan bahwa ada banyak juga kebiasaan orang-orang beriman di Alkitab dan
khususnya PL melakukan hal yang sama persis dengan kebiasaan orang-orang kafir
dan itu jauh sebelum orang-orang beriman melakukannya, orang orang kafir sudah melakukan
tradisi tertentu.
c. Jadi
Tradisi atau kebiasaan tertentu itu sebenarnya tidak menjadi persoalan dalam
kekristenan, keculi jika hal itu bertentangan dengan Alkitab atau memang juga
dilarang oleh Alkitab.
Selamat Hari Natal.... Tuhan Yesus memberkati
[2] Andrew E.Hill; Survei Perjanjian
Lama; Gandum Mas; Hal.190
[3] Andrew E.Hill; Survei Perjanjian
Lama; Gandum Mas; Hal.97
[5] Ibid.
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Sol_Invictus.
tggl 17-12-2015
[8] Diktat STTII, disusun: Drs. Paus
L. Kristianto, Th.M.,M.si, (Yogyakarta: 2005) ,Hal 9
[9] Ibid
[10] https://id.wikipedia.org/wiki/Natal.
tggl 17-12-2015
[12] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Paus_Telesphorus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar