Jumat, 27 November 2015

Galau.....

Jangan Galau Ya....
Susah Bersyukur ?? susah bahagia??
Merasa kuatir?? Cegalah dan obatilah...
            Kebersyukuran membuat manusia merasakan kepuasan hidup. Seseorang harus menemukan alasan-alasan penting dalam hidupnya mengapa ia harus mensyukuri apa yang ia terima, apa yang menjadi tanggung jawabnya dan mengapa ia harus bertanggung jawab pada setiap tugas dan profesi yang ia jalani.  Jika tidak maka kita tidak lebih dari orang yang mati.  Situasi-situasi yang menyedihkan dan persoalan-persoalan hidup yang menyulitkan, kebersyukuran, kebahagiaan tentu sikap yang tidak mudah kita tampilkan. Tetapi sebagai orang-orang beriman kepada Kristus Yesus, kita harus punya alasan yang kuat mengapa kita harus bersyukur. Tapi persoalanya adalah masih patutkah kita bersyukur jika semuanya kelihatan suram, tidak seperti yang kita bayangkan, tidak seperti yang kita dambakan???
Dunia semakin hari semakin ditumpuk dengan berbagai pengetahuan.  Dan lagi-lagi kita tak dapat menyangkal bahwa semua itu bertujuan menemukan solusi-solusi masalah kehidupan, mewujudkan kesejahteraan.  Lebih menggeliti lagi apabila ilmu pengetahuan mulai menyangkali Allah dan kebenaran-Nya. Sekalipun demikian kita juga menyadari bahwa Kecepatan perkembangan ilmu penegtahuan tidak pernah dapat membasmi persoalan-persoalan kehidupan manusia. Masalah-masalah dan fenomena-fenomena yang meyedihkan malah semakin meningkat dalam skala kuantitas dan kualitasnya di alam yang semakin modern ini.
Sebagai orang Kristen yang sejati kita memerlukan perisai iman untuk menangkis pencobaan-pencobaan yang diluncurkan oleh iblis. Iblis dari mulanya adalah penipu, dan ia akan terus melancarkan seranganya untuk menghancurkan hubungan manusia dengan Tuhan.  sejumlah filsafat dan hikmat dunia mulai merambat di kalangan hidup terutama kristen. Orang-orang kristen sudah tidak bisa membedakan hikmat dunia dengan hikmat kebenaran. Manusia lebih suka yang menyenangkan telinga yang berujung maut.  “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Ams. 14:12”.  Daripada yang memahitkan namun membaharui diri menjadi manusia yang bernilai di mata Allah. 
            Harus di sadari oleh orang Kristen bahwa selagi kita masih dalam tubuh daging ini, dengan kata lain selagi kita belum akil balik dari kemah tubuh ini, penderitaan demi penderitaan badani tidak akan pernah berkesudahan dalam hidup kita, jadi tidak usah masuk dalam lamunan yang terlalu tinggi. Rasul paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa: Kita tahu bahwa sampai saat ini seluruh alam mengeluh karena menderita seperti seorang ibu menderita pada waktu melahirkan bayi. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. (Rom 8:22-23).  Sekalipun demikian, kita patut bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus karena Ia telah berjanji bahwa Ia akan menyertai kita sampai akhir zaman. Tidak ada sesuatu yang terjadi di dunia ini diluar pengetahuan dan kontrol Allah kita. Beberapa bagian di bawah ini dapat menolong kita sebagai orang percaya untuk mencegah dan mengobati rasa tawar hati:
1.      kepastian hidup kekal di dalam Kristus Yesus.
 Orang-orang percaya telah dibebaskan dari ketakutan dan kekuatiran akan penghukuman kekal akibat dosa. Kendati kita jatuh karena dosa, kita tidak perlu putus asa karena kita mempuyai Kristus sebagai tabib yang menyembuhkan kita dari penyakit dosa (pelanggaran kita).  Rasul Yohanes berkata: “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.  Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (1Yoh.1:8-10. 2:1). Ada peringatan kepada kita supaya kita berjuang melawan keinginan dosa tetapi ada penghiburan juga kepada kita untuk bisa kembali kepada Allah karena Kristus Yesus pengantara kita kepada Bapa.  Diberi peringatan kepada kita supaya kika selalu diliputi keberanian dan kedamaian saat menghadap (berdoa) Allah tanpa ada tuduhan. Rasul Yohanes berkata: “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, (1Yoh. 3:21). Tuhan ingin kita selalu mengalami damai sejahtera bersama dengan Dia.  Diberi peringatan, karena dosa adalah beban hidup yang merintangi kita di dalam perlombaan meraih panggilan sorgawi. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibrani 12:1)
            Sebagai orang yang beriman kepada Yesus, patutlah kita bersyukur karena kita memiliki pengharapan yang indah di dalam kerajaan sorga. Keselamatan kita telah dijamin oleh Kristus (Yoh.10:28).  Jaminan keselamatan kita ada di tangan Allah. kita akan merasa dikuatkan jika pengharapan itu selalu meliputi hati dan pikiran kita di dalam iman. Kendatipun kita menderita secara lahir dan batin selama menumpang di dunia.  Kita memiliki pengharapan. Pengharapan dimana di dalam kekekalan tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi penderitaan, tidak ada lagi dosa yang merintangi kita, pengharapan dimana semuanya akan disempurnakan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
2.      Tidak ada persoalan yang melebihi kekuatan kita.
Ditegaskan oleh Rasul Paulus bahwa “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.  Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1Kor 10:13).  Kita mesti tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan saat pencobaan sedang melanda kita. Kesedihan memang tidak dapat kita kendalikan disaat pergumulan hebat memerangi kita. Perasaan kita tersakiti karena karena ulah lingkungan dan suasana dimana kita berada.  Sekalipun kita akui sesungguhnya bukanlah orang, lingkungan dan keadaan yang membuat perasaan kita tersakiti.  Pikiran kitalah yang menyakiti diri kita sendiri. karena kita memikirkannya. maka apabila yang menyebabkan kita tersakiti karena pikiran, kita perlu membetenginya dengan kebenaran Allah yang dapat merubah pola pikir kita menjadi sehat. 
Tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa sesungguhnya Allah tahu kadar dan kemampuan kita masing-masing menghadapi persoalan. Dan tidak ada persoalan yang tiba-tiba terjadi terluput dibawah pengawasan-Nya.  Jika persoalan kita yakini bahwa semuanya berada di bawah pengawasan dan pengetahuan Allah, kita harus yakin juga bahwa Allah dipihak kita, dan karena itu kita percaya akan ada jalan keluar yang disediakan oleh Allah sebab ia telah mengijinkannya terjadi. Bila kita yakin bahwa Tuhan telah mengijinkannya terjadi di dalam hidup kita, maka kita patut berbangga karena Allah mempercayai kita mampu mengatasi persoalan yang telah diijinkannya terjadi (Bc.Rm.8:31-39).
3.      Allah turut bekerja di dalam kehidupan orang percaya.
            Rasul Paulus berkata: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rom 8:28).  Disini jelas menegaskan kepada kita bahwa segala sesuatu di bawah kontrol Allah.  hal-hal yang Tuhan ijinkan terjadi di dalam hidup kita bertujuan mendatangkan kebaikan bagi kita. disaat kita berjumpa dengan masalah memang kita melihatnya sungguh tidak baik.  Keping-keping masalah berhamburan di dalam pikiran kita. Tetapi sebagai orang yang percaya kepada Kristus perlu kita sadari bahwa masalah itu telah Tuhan ijinkan dengan maksud dan tujuan yang baik bagi kita.  Kita harus memandang pada tujuan masalah yang kita hadapi bukan pada keping-keping masalah yang berhamburan di benak kita.  Dengan demikian kita akan bekerja dengan ringan hati, kita akan bekerja dengan ketenangan hati dan kita akan lebih bijaksana memecahkan masalah kita.  Jika kita percaya bahwa Allah di pihak kita maka kita percaya juga bahwa bahwa firmanya adalah benar. Mengapa Kita mudah diserang kecemasan dan kekuatiran yang tidak dapat dikontrol, karena hati kita tidak mempercayai dan memandang pada tujuan Allah. tujuan Allah adalah mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.  Seorang penulis buku “Kekuatan Pikiran” berkata: pikiran anda menentukan bagaimana anda merasaka sesuatu.... Pikiran dan tubuh terhubung dengan erat. Pikiran anda menimbulkan emosi-emosi yang membangkitkan reaksi kimia....Berpikiran baik – menghasilkan emosi baik – membangkitkan cairan kimia yang baik – merasa baik...Berpikiran buruk  - menghasilkan emosi buruk – membangkitkan cairan kimia yang buruk – merasa buruk.” Jika semuanya itu ditentukan oleh pikiran manusia maka kita butuh Firman Allah yang memperbaharui pikiran kita menjadi sehat. Firman Allah bukanlah sekedar teori dan ilmu yang perlu dihidupi manusia supaya ia bermakna. Tetapi firman Allah itu hidup dan Ia sendiri akan memberi makna bagi hidup orang percaya.  “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibr. 4:12). Karena itu janganlah jemu-jemu mengasihi Allah dan menghormati Dia.
4.      Amalkanlah iman anda
Amal tidak dapat menolong kita untuk mendapatkan lebih dari apa yang dikembalikan akibat amal itu sendiri. matematika amal adalah kita menuai apa yang kita tabur (ini diluar implikasi teologis yang baik). Sekalipun terkadang benih baik pun bisa tidak menghasilkan apabila ditabur di tanah yang tidak tepat, ada yang menghasilkan sedikit dan ada yang menghasilkan banyak. Tapi amal tetap saja tidak dapat menghasilkan lebih dari apa yang sewajarnya ia hasilkan. Lebih tepatnya amal tunduk pada hukum nature. Kita tidak dapat mengharapkan lebih dari apa yang telah kita perbuat. Karena itu amal tidak dapat di imani, tetapi iman perlu diamalkan.
Devenisi iman dapat kita lihat di Ibrani 11:1. Secara praktisnya, iman adalah percaya keberadaan segala sesuatu dijadikan oleh Tuhan meski kita tidak hadir dan tidak melihat saat Ia menjadikannya, dan percaya bahwa Tuhan bisa melakukan sesuatu yang belum bisa kita lihat dan yang tidak dapat kita buat, Apabila Allah menghendakinya terjadi. Iman mengarahkan kita untuk hidup dalam penyerahan penuh pada Tuhan. sbab Ia tahu apa yang perlu Ia perbuat bagi kita. Karena Allah kita Mahabijaksana.  O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! (Rm.11:33). Sekalipun demikian harus kita tanamkan dalm hati bahwa: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rm.8:28). Mendatangkan kebaikan bukan sebaliknya.  Jadi kita harus ingat bahwa Iman bukan memaksakan kehendak kita untuk Tuhan lakukan, tetapi penyerahan total terhadap apapun yang akan Tuhan lakukan bagi kita.
Dalam hal ini mari kita ingat sejenak dengan seorang tokoh iman di dalam perjanjian lama, yaitu daniel. Mari kita simak pengakuan imannya: Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Dan. 3:17-18).
Saya rasa Peristiwa ini tidak perlu dibuat-buat rangkain untuk menjelaskannya lagi  kepada kita bagaimana menerapkannya dalam pergumulan hidup kita saat ini. Cukup jelas dan cukup untuk dimengerti.

Jadi ketika kita hidup dalam pergumulan yang hebat, ingatlah bahwa Tuhan sanggup mengerjakannya untuk apapun itu. dan tidak ada yang sulit untuk Tuhan kerjakan. Tuhan Mahabijaksana dalam menyingkapi probem-problem kita.  Memang kita sadari kekuatiran adalah sikap yang tak mudah dibendung, karena itu manusiawi.  Tetapi nilai positifnya sebenarnya ada. ketika kita kuatir kita merasa diri kita tidak mampu dan kita membutuhkan Tuhan. 
Jangan mengkuatirkan Dia. Dia memilih mengijinkan dan melakukan banyak hal dalam hidup kita, tujuannya adalah mendatangkan kebaikan. Jika anda belum merasa baik berarti harus bersabar karena dalam proses menuju pada kebaikan yang dirancangkan oleh Allah bagi kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar