Doa Yang Ilahi
Doa
memiliki tujuannya masing-masing, tergantung apa yang sedang dialami dan dirasakan
ataupun yang akan dilakukan oleh seseorang.
Berbicara tentang doa tentu juga berbicara tentang iman. doa tidak dapat
dipisahkan dari iman. Karna doa tidak dapat dipisahkan dari iman, namun
sayangnya Banyak orang yang salah mengerti tentang hubungan iman dalam doa.
Iman di dalam doa sering dijadikan sebagai sesuatu yang seolah-olah tidak ada
pilihan bagi Tuhan selain harus mengabulkannya. Padahal Iman bukanlah soal
dikabulkan atau tidak meski kitapun berharap doa kita dikabulkan oleh Tuhan. Jika doa dihubungkan dengan iman, maka iman
sebenarnya adalah sikap yang penuh pengharapan, dan cinta kepada Tuhan tanpa menuntut
atau memaksakan sesuatu yang akan dilakukan Tuhan bagi kita (bc. Dan.317-18). Iman
membuat hati kita berpaut kepada Tuhan dalam kondisi apapun. Iman penuh dengan
makna sebuah kesetiaan. Sebab kita yakin bahwa Allah di pihak kita (bc.Rm.8:31-39).
dan kita yakin bahwa Allah maha karya, dan karya-Nya telah kita saksikan lewat
alam semesta beserta segala isinya terlebih khusus kepada umat pilihan-Nya. Kita
memang tidak menyaksikan secara langsung saat Ia telah berkarya, tapi kita
yakin bahwa kebenaran memberi kesaksian kepada kita bahwa Allah melakukan
semuanya (bc.Ibr. pasal 11). Jadi, iman di
dalam doa membuat kita yakin bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu,
bukan Allah harus melakukan segala sesuatu yang kita inginkan. Iman membuat
hati kita aman, sukacita, dan penuh kedamainan karena kita yakin Allah dipihak
kita dan pencobaan tidak akan melebihi kekuatan kita (1 Kor.10:13).
Orang kristen adalah pribadi yang telah dibaharui oleh
Tuhan, orang kristen lahir menjadi bayi rohani dan harus terus bertumbuh menjadi
dewasa mengenal Tuhan. sebagai orang kristen, kita tidak boleh lamban dalam
pertumbuhan iman. Kita harus giat untuk mencapai puncak. Kita harus menjadi
dewasa, bukan tetap menjadi anak kecil yang hanya memerlukan susu. Sebab barangsiapa masih
memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah
anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat. (Ibr. 5:13,14). Sebagai orang
dewasa, ada beberapa hal yang perlu kitapelajari tentang doa yang ilahi:
1.
Berdoa dengan Tekun (Luk.18:1-8)
1Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa
mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 2Kata-Nya:
"Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak
menghormati seorangpun. 3Dan di kota itu ada seorang janda yang
selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. 4Beberapa
waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya:
Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, 5namun
karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan
terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." 6Kata Tuhan:
"Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 7Tidakkah
Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru
kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? 8Aku
berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak
Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Dalam
perikop diatas Tuhan Yesus menjelaskan sebuah rahasia doa. Tuhan menghendaki umat-Nya
supaya kita tidak meragukan permohonan yang kita naikkan di hadapan Tuhan. Tuhan
Yesus meyakinkan kita bahwa Allah di pihak kita, dan permohonan yang kita
naikkan di dahadapan-Nya tidak pernah di abaikan oleh Allah. Allah bukanlah
Allah yang acuh tak acuh, yang tidak peduli dengan kepentingan umat-Nya. Allah
pasti akan menolong kita sebagai umat pilihan Tuhan. sesuatu yang sangat tidak
mungkin jika Allah membiarkan kita bergumul sendiri. Tuhan Yesus memberikan
perbandingan antara Raja yang lalim (yang tidak peduli dengan kepentingan
rakyat) dengan Raja yang kasih (yang telah mengutus anak-Nya yang Tunggal untuk
keperluan umat-Nya). Raja yang lalim saja yang tidak menghormati hak rakyat-Nya
namun karena ketekunan seorang janda itu akhirnya Ia juga mau turun tangan
mengurus perkara janda itu. Berlebih-lebih
Tuhan yang penuh kasih, Ia pasti akan turun tangan mengurus perkara umat
pilihan-Nya yang tidak jemu-jemu menaikkan doa di hadapan-Nya. Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia? (Rm. 8:32).
Tuhan akan mengurus perkara kita. di
dalam ayat 7b perikop di atas, Tuhan Yesus menyampaikan bentuk pertanyaan
retorika yang tidak memerlukan jawaban.
Tuhan Yesus meneguhkan keyakinan kita bahwa Tuhan tidak akan mengulur-ulur
waktu menolong kita. Namun kunci utama yang perlu kita ketahui dalam perikop
ini adalah sebagai umat pilihan, kita jangan jemu-jemu berdoa kepada Tuhan.
kita jangan pernah berhenti berharap kepada Tuhan. kita membutuhkan sebuah
ketekunan dalam doa. Karena Ketekunan kita berdoa menentukkan seberapa
besar kita teguh berharap kepada Tuhan. ketekunan kita berdoa menentukkan nilai
sesuatu yang kita doakan. Ketekunan kita dalam berdoa merupakan ekspresi dari
kesungguhan hati kita pada sebuah objek yang mendesak kerinduan kita. Ketekunan
kita berdoa adalah sebuah ekspresi dari kesunggguhan hati kita yang penuh
antusias dan semangat. Elia adalah manusia biasa sama
seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan
turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. (Yak. 5:17). Jadi bertekunlah dalam doa.
2.
Berdoa dengan kerendahan hati (Lukas 18:9-14).
9Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang
rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 10"Ada
dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang
lain pemungut cukai. 11Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam
hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama
seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan
bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12aku berpuasa dua kali
seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13Tetapi
pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke
langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang
berdosa ini. 14Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya
sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan."
Mengapa
harus berdoa dengan kerendahan hati? Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia
akan direndahkan dan barangsiap merendahkan diri, ia akan ditinggikan (ayat
14b). Kita perlu tahu apa yang membuat
doa orang farisi tersebut tidak dibenarkan oleh Tuhan. pada intinya pasti
karena sebuah kesombongan. Lalu jika kerena sebuah kesombongan, kira-kira Kesombongan
apa yang sedang dimiliki oleh farisi tersebut sehingga Tuhan tidak membenarkan
doanya. Apakah karena ia tidak memahami atau tidak sadar bahwa semua orang
telah berbuat dosa? Dan apakah karena ia menganggap dirinya suci bersih? Ataukah
karena yang ia doakan tidak sesuai dengan faktanya? Tentu itu bukan alasan yang
tepat. Orang farisipun tidak mungkin tidak tahu bahwa tidak ada orang yang
tidak berdosa. dan orang farisi itupun juga tidak mungkin datang kepada Tuhan
sambil membeberkan kebohongan. Karena hal ini berbicara tentang hubungannya
secara pribadi dengan Tuhan. manusia boleh berbohong di muka umum tapi antara
manusia dan Tuhan tidak mungkin ada orang yang membeberkan kebohongan.
Jika kita
membaca doa yang dinaikkan oleh orang farisi ini maka kita menemukan
seolah-olah betapa rohaninya dia karena ia mengawali doanya dengan ucapan
syukur kepada Tuhan. namun sebenarnya dibalik pengucapan syukurnya terdapat Kesombongan
dari seorang farisi ini karena ia merasa layak di hadapan Tuhan dan seolah-oleh
tidak ada alasan Tuhan untuk menolak Dia. Ia seolah-olah menjadi hakim
dihadapan Tuhan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan oleh Tuhan. Dengan kata
lain, “ia kurangajar di hadapan Tuhan”. Ia mendikte Tuhan dengan menguraikan
beberapa perbandingan antara dirinya dan pemungut cukai itu. Allah adalah Tuhan yang bijaksana dan Tentu Tuhan
tahu motif dibalik permohonan itu. Firman Tuhan berkata: “Aku, TUHAN, yang menyelidiki
hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal
dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." (Yer. 17:10). Rasul Yakobus berkata: “Allah
menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati (Yak.
4:6). Allah tidak simpati dengan doa orang tinggi hati. Allah menghendaki sebuah
kerendahan hati (2 Taw. 7:14). Tidak ada yang lebih pantas kita untuk
dibenarkan oleh Tuhan karena perbuatan kita. kita semua harus merendahkan diri
dihadapan Tuhan. karena Ia berhak memutuskan sendiri apa yang Ia lakukan bagi
kita. Allah kita suci, Maha mulia dan Raja yang patut di hormati. Kita tidak
pantas memutuskan perkara yang mesti Tuhan putuskan bagi kita. Kita harus
merendah di hadapan Tuhan. Allah mengenal motif dari setiap sikap dan ucapan
kita. Dan Tuhan membenarkan doa yang dinaikkan dengan penuh kerendahan hati.
3.
Berdoa menurut kehendak Allah (1 Yoh. 5:14-15).
14Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan
doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 15Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia
mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah
memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Tidak
dapat kita sangkal bahwa kita seringkali bimbang di dalam doa. Sebagai orang
beriman yang hati nuraninya telah dibersihkan dengan air yang murni oleh
Kristus, sebenarnya kita tahu hal apa yang biasanya menghilangkan rasa percaya
diri kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita doakan kepada Tuhan. bukanlah
sesuatu yang tertutup kepada kita sebenarnya, tetapi kebanyakan dari kita lebih
memaksakan kehendak sendiri, tidak peduli dengan kepentinga rohani kita. baik,
supaya tidak sukar bagi mereka yang lamban untuk mengerti maksud saya ini, jadi mungkin sekali kita perlu beberkan
saja apa itu penghalang dari rasa percaya kita untuk menerima sesuatu yang kita
doakan kepada Tuhan.
Sebagai orang yang beriman, kita tahu bahwa Hal yang
dapat membuat kita bimbang, ragu dan kuatir ketika berdoa seringkali karena
a. yang pertama, karena kurangnya
persekutuan yang erat dengan Tuhan/hilangnya persukutuan dengan Tuhan, membuat
kita enggan mengharapkan sesuatu dari-Nya. “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus,
Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan,
dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
(Yes. 30:15)
b. yang kedua, kehidupan dalam dosa
yang merintangi hati kita. “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka
kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah”, (1Yoh. 3:21). Itulah sebabnya penulis Ibrani mengingatkan orang percaya supaya kita
menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita (lih.Ibr.12:1) suapaya kita
memiliki keberanian penuh menghadap tahta Kristus.
c. Yang ketiga adalah kita memaksakkan
kehendak Allah pada kehendak kita. “Atau kamu berdoa juga, tetapi
kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta
itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yak. 4:3).
Pada intinya
kita kita tidak menyelaraskan doa kita pada kehendak Allah, kita acuh tak acuh
terhadap kehendak Allah. kita lebih suka dengan kebodohan dan kemalasan untuk
mengerti kehendak Allah. akhirnya kitapun kehilangan persekutuan dan berpaut
pada ke egoisan diri. Dan kita tidak menerima apa-apa dari Tuhan karena kita
tidak hidup dalam kehendak Allah. apa itu kehendak Allah? kehendak Allah yaitu
kepentingan kerajaan Allah. Kita mencoba
memaksa kehendak kita pada sesuatu yang bersifat kepentingan diri sendiri, pada
kepuasan diri sendiri. Keinginan diri sendiri, fokus pada dirisendiri. Bukan pada kepentingan kerajaan Allah dan kita
tidak akan mendapatkan apa-apa. Rasul Paulus berkata: Mengapa kita berdoa, tetapi tidak menerima
apa-apa? Karena kita salah dalam berdoa. “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima
apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yak. 4:3).
Mungkin kita akan berpikir, mungkinkah Tuhan tidak
ingin kita menikmati kesenangan? Pikiran itu tentu sesat karena firman Tuhan
berkata : dan bergembiralah karena TUHAN;
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. (Maz.37:4). Tuhan tidak pernah melarang kita
untuk menikmati kesenangan. Justru pada kepentingan kerajaan Allah ada
semuanya. Di dalam kesenangan belum tentu ada kepentingan kerajaan Allah tetapi
untuk kepentingan kerajaan Allah ada kesenangan yang disediakan oleh Allah bagi
kita. Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Mat 6:33).
Adakah
yang kita minta itu bermakna untuk membangun kepentingan kerajaan Allah. apakah
Yesus dimuliakan disana? Sebagai pengikut
Kristus kita harus melakukan segala sesuatu untuk memuliakan Dia, melayani Dia,
karena Yesus telah dihina demi kita dan karena itu Ia layak menerima kemuliaan
nama-Nya dari kita. Doa Reinhold Niebuhr ini perlu kita refleksikan dalam doa
dan hidup kita: ia berkata dalam doanya “Berikan aku ketenangan untuk menerima
hal-hal yang tidak dapat aku ubah; berikan keberanian untuk mengubah hal-hal
yang dapat aku ubah; dan kebijakan untuk mengetahui perbedaan di antara
keduanya...”. pengikut Kristus harus selalu memikirkan kepentingan kerajaan
Allah. dibawah ini ada dua macam Hukum atau rumus “berkat Tuhan” yang dapat kita temui
di Alkitab dan juga dapat berhubungan dengan doa, dan hal ini perlu kita serap
dalam hati:
1.
diberkati
untuk memberkati
“Aku akan membuat engkau menjadi
bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan
engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di
muka bumi akan mendapat berkat." Kej.12:2-3
Kiranya Allah mengasihani kita
dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, Sela supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan
keselamatan-Mu di antara segala bangsa. (Maz. 67:2-3)
Mengenai berkat dalam ayat ini
jelas menunjukkan bahwa tujuanya bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi di
dalamnya ada tugas dan tanggung jawab yang kita emban untuk kepentingan
kerajaan/kehendak Allah.
2.
Allah
menyediakan benih bagi penabur (2 Kor.9:10a)
Allah menghendaki kita mengutamakan kepentingan kerajaan Allah, kita harus
membangun kerajaan Allah. tetapi Allahpun bukan Allah yang tinggal diam dan tidak
melakukan apa-apa, Ia menyediakan benih bagi kita, Ia menyediakan modal bagi
kita yang mau bekerja untuk Dia. Namun yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah
adakah niat dan cita-cita yang kita miliki itu bertujuan untuk kepentingan
Kristus? atau hanya untuk memuaskan keinginan hawa nafsu saja?
Semoga kehidupan doa kita dan roh kita dikuasai oleh dua rumusan di atas
ini
Kembali dari teks Kitab dari sub
judul diatas, Rasul Yohanes berkata: Dan inilah keberanian percaya kita
kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu
kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 15Dan
jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita
juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta
kepada-Nya. Kata “kalimat yang diawali “inilah
keberanian kita” merupakan suatu sikap hati yang lantang dan penuh iman tanpa
keraguan sedikitpun karena kita yakin akan apa yang kita doakan, kita yakin
prioritas utama kita dalam doa yaitu kehendak Allah. dengan mengerti kehendak Allah Maka kita
memiliki kepastian penuh dalam doa kita kepada Allah. Doa yang yang dilandasi
kehendak Allah adalah doa yang penuh dengan iman. Tuhan Yesus berkata: “Karena itu Aku berkata kepadamu:
apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya,
maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Mark. 11:24).
Jadi Kalau kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan dan itu dapat membangun
nilai bagi kerajaan Kristus, kita tidak perlu bimbang karena dengan iman kita
akan menerimanya (Yak. 1:5-8). Sebenarnya Iman sebesar biji sesawi itu bukan
persoalan besar atau kecilnya iman yang kita miliki tetapi soal kualitas dan
makna dari sesawi itu pada akhirnya (burung-burung dapat bersarang pada
cabangnya) makna dari apa yang kita minta meski tidak seberapa. Bisa kita
bandingkan dengan ayat-ayat perumpamaan yang disampaikan Yesus. Contohnya Tuhan
Yesus berkata: ‘Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini:
Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi
percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan
terjadi baginya. (Mar 11:23). Ayat ini
seringkali di alegoriskan oleh banyak orang dan dihubungkan dengan
masalah-masalah hidup. Padahal ayat ini jelas bukan berbicara tentang masalah
beban-beban hidup sehari-hari. Meski demikian
secara pribadi juga tidak menyalahkan mereka yang menggunakan ayat ini untuk
masalah-masalah beban hidup. Tapi perlu kita ketahui bahwa Yesus tentu tidak bermaksud
supaya kita menerjemahkannya secara alegoris ayat itu. Karena sebelumnya Petrus
memulai percakapan tentang pohon ara yang kering karena dikutuk oleh Tuhan Yesus.
Ini jelas harafiah bukan alegoris atau perumpamaan atau hiperbola. Jelas Tuhan
Yesus mengajarkan kita arti sebuah kekuatan doa. Doa dapat mengubah segala
sesuatu. Tidak ada sesuatu yang mustahil untuk Tuha kerjakan lewat doa kita. Musa
mengulurkan tangannya diatas air laut dan air lautpun terbelah. Tapi yang jelas
hal itu terjadi bukan karena tanpa alasan.
Jadi jka kita mengerti kehendak
Allah dan mengutamakannya dalam hidup kita, maka tidak ada sesuatupun yang
terlalu sukar bagi kita. Allahlah yang mengerjakannya kepada kita. ...."Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak
pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati
manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
(1Kor. 2:9)
4. Berdoa dengan kesehatian (Matius
18:19).
Dan lagi Aku berkata kepadamu:
Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan
mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (Mat 18:19)
Salah satu penghalang doa umat Tuhan adalah tidak adanya
kesehatian, baik di dalam berjemaat maupun di dalam berkeluarga. Apa yang biasanya membuat tidak ada
kesehatian ini? Ketidak sehatian seringkali timbul karena sikap mementingkan
diri sendiri. mementngkan diri sendiri akhirnya menimbulkan perselisihan yang
seringkali mengakibatkan kemarahan, fitnah, pertikaian, kepahitan, kegeraman dll.
Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata....hendaklah kamu sehati sepikir,
dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati
yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga. (Fil. 2:4). Sikap mementingkan diri sendiri menimbulkan
perpecahan diantara jemaat bahkan di dalam keluarga. Gedung gereja dan gedung
rumah boleh satu atap tapi hati penuh dengan kekacauan. Ketidak sehatian ini dapat mendukakan Roh
Kudus Allah karena tidak adanya kesatuan iman pada tubuh Kristus. dan
keuntungan apa yang kita dapatkan jika Allah berduka di dalam kita? Bukankah suatu
kerugian bagi kita karena doa-doa kita terhalang oleh karena ego kita. Seorang pengikut
Kritus seharusnya selalu rendah hati. Sikap rendah hati bukanlah suatu suatu
kehinaan bagi seorang pengikut Kristus tapi itu. Kerendahan hati adalah harga
diri atau nilai yang tinggi dihadapan Allah. seorang pengikut Kristus tidak
menuntut atau mengharapkan orang lain untuk bersikap rendah hati kepadanya. kerendahan
hati dimulai dari diri kita sendiri, kita memperhatikan kepentingan orang lain.
Tanpa sebuah kerendahan hati, sikap mementingkan diri
sendiri akan sulit dikikis dari hidup kita dan jelas kesehatian tidak akan
mudah terwujud. Persekutuan dan kekeluargaan hanya sebuah panggung sandiwara
jika kesehatian tidak terwujud.
Rasul Paulus berkata: “Dan janganlah kamu mendukakan
Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang
dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.Tetapi hendaklah kamu ramah
seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (Ef.4:30-32). di
dalam berjemaat maupun di dalam berkeluarga harus dan penting selalu melakukan
pemberesan hubungan, tidak boleh ada yang disembunyikan dan dengan demikian
juga harus saling mengampuni supaya doa-doa kita tidak terhalang. Rasul Yakobus
berkata: “Karena itu hendaklah kamu saling
mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar,
bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yak. 5:16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar