Kamis, 23 Juli 2015

Doa Yang Ilahi

Doa Yang Ilahi

            Doa memiliki tujuannya masing-masing, tergantung apa yang sedang dialami dan dirasakan ataupun yang akan dilakukan oleh seseorang.  Berbicara tentang doa tentu juga berbicara tentang iman. doa tidak dapat dipisahkan dari iman. Karna doa tidak dapat dipisahkan dari iman, namun sayangnya Banyak orang yang salah mengerti tentang hubungan iman dalam doa. Iman di dalam doa sering dijadikan sebagai sesuatu yang seolah-olah tidak ada pilihan bagi Tuhan selain harus mengabulkannya. Padahal Iman bukanlah soal dikabulkan atau tidak meski kitapun berharap doa kita dikabulkan oleh Tuhan.   Jika doa dihubungkan dengan iman, maka iman sebenarnya adalah sikap yang penuh pengharapan, dan cinta kepada Tuhan tanpa menuntut atau memaksakan sesuatu yang akan dilakukan Tuhan bagi kita (bc. Dan.317-18). Iman membuat hati kita berpaut kepada Tuhan dalam kondisi apapun. Iman penuh dengan makna sebuah kesetiaan. Sebab kita yakin bahwa Allah di pihak kita (bc.Rm.8:31-39). dan kita yakin bahwa Allah maha karya, dan karya-Nya telah kita saksikan lewat alam semesta beserta segala isinya terlebih khusus kepada umat pilihan-Nya. Kita memang tidak menyaksikan secara langsung saat Ia telah berkarya, tapi kita yakin bahwa kebenaran memberi kesaksian kepada kita bahwa Allah melakukan semuanya (bc.Ibr. pasal 11).  Jadi, iman di dalam doa membuat kita yakin bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu, bukan Allah harus melakukan segala sesuatu yang kita inginkan. Iman membuat hati kita aman, sukacita, dan penuh kedamainan karena kita yakin Allah dipihak kita dan pencobaan tidak akan melebihi kekuatan kita (1 Kor.10:13).

Orang kristen adalah pribadi yang telah dibaharui oleh Tuhan, orang kristen lahir menjadi bayi rohani dan harus terus bertumbuh menjadi dewasa mengenal Tuhan. sebagai orang kristen, kita tidak boleh lamban dalam pertumbuhan iman. Kita harus giat untuk mencapai puncak. Kita harus menjadi dewasa, bukan tetap menjadi anak kecil yang hanya memerlukan susu. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibr. 5:13,14). Sebagai orang dewasa, ada beberapa hal yang perlu kitapelajari tentang doa yang ilahi:

1.    Berdoa dengan Tekun (Luk.18:1-8)

1Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 2Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. 3Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. 4Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, 5namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." 6Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 7Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? 8Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

            Dalam perikop diatas Tuhan Yesus menjelaskan sebuah rahasia doa. Tuhan menghendaki umat-Nya supaya kita tidak meragukan permohonan yang kita naikkan di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus meyakinkan kita bahwa Allah di pihak kita, dan permohonan yang kita naikkan di dahadapan-Nya tidak pernah di abaikan oleh Allah. Allah bukanlah Allah yang acuh tak acuh, yang tidak peduli dengan kepentingan umat-Nya. Allah pasti akan menolong kita sebagai umat pilihan Tuhan. sesuatu yang sangat tidak mungkin jika Allah membiarkan kita bergumul sendiri. Tuhan Yesus memberikan perbandingan antara Raja yang lalim (yang tidak peduli dengan kepentingan rakyat) dengan Raja yang kasih (yang telah mengutus anak-Nya yang Tunggal untuk keperluan umat-Nya). Raja yang lalim saja yang tidak menghormati hak rakyat-Nya namun karena ketekunan seorang janda itu akhirnya Ia juga mau turun tangan mengurus perkara janda itu.  Berlebih-lebih Tuhan yang penuh kasih, Ia pasti akan turun tangan mengurus perkara umat pilihan-Nya yang tidak jemu-jemu menaikkan doa di hadapan-Nya. Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Rm. 8:32).
            Tuhan akan mengurus perkara kita. di dalam ayat 7b perikop di atas, Tuhan Yesus menyampaikan bentuk pertanyaan retorika yang tidak memerlukan  jawaban. Tuhan Yesus meneguhkan keyakinan kita bahwa Tuhan tidak akan mengulur-ulur waktu menolong kita. Namun kunci utama yang perlu kita ketahui dalam perikop ini adalah sebagai umat pilihan, kita jangan jemu-jemu berdoa kepada Tuhan. kita jangan pernah berhenti berharap kepada Tuhan. kita membutuhkan sebuah ketekunan dalam doa.  Karena Ketekunan kita berdoa menentukkan seberapa besar kita teguh berharap kepada Tuhan. ketekunan kita berdoa menentukkan nilai sesuatu yang kita doakan. Ketekunan kita dalam berdoa merupakan ekspresi dari kesungguhan hati kita pada sebuah objek yang mendesak kerinduan kita. Ketekunan kita berdoa adalah sebuah ekspresi dari kesunggguhan hati kita yang penuh antusias dan semangat.  Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. (Yak. 5:17). Jadi bertekunlah dalam doa.

2.    Berdoa dengan kerendahan hati (Lukas 18:9-14). 

9Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 10"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 14Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

            Mengapa harus berdoa dengan kerendahan hati? Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiap merendahkan diri, ia akan ditinggikan (ayat 14b).  Kita perlu tahu apa yang membuat doa orang farisi tersebut tidak dibenarkan oleh Tuhan. pada intinya pasti karena sebuah kesombongan. Lalu jika kerena sebuah kesombongan, kira-kira Kesombongan apa yang sedang dimiliki oleh farisi tersebut sehingga Tuhan tidak membenarkan doanya. Apakah karena ia tidak memahami atau tidak sadar bahwa semua orang telah berbuat dosa?  Dan apakah karena  ia menganggap dirinya suci bersih? Ataukah karena yang ia doakan tidak sesuai dengan faktanya? Tentu itu bukan alasan yang tepat. Orang farisipun tidak mungkin tidak tahu bahwa tidak ada orang yang tidak berdosa. dan orang farisi itupun juga tidak mungkin datang kepada Tuhan sambil membeberkan kebohongan. Karena hal ini berbicara tentang hubungannya secara pribadi dengan Tuhan. manusia boleh berbohong di muka umum tapi antara manusia dan Tuhan tidak mungkin ada orang yang membeberkan kebohongan.
            Jika kita membaca doa yang dinaikkan oleh orang farisi ini maka kita menemukan seolah-olah betapa rohaninya dia karena ia mengawali doanya dengan ucapan syukur kepada Tuhan. namun sebenarnya dibalik pengucapan syukurnya terdapat Kesombongan dari seorang farisi ini karena ia merasa layak di hadapan Tuhan dan seolah-oleh tidak ada alasan Tuhan untuk menolak Dia. Ia seolah-olah menjadi hakim dihadapan Tuhan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan oleh Tuhan. Dengan kata lain, “ia kurangajar di hadapan Tuhan”. Ia mendikte Tuhan dengan menguraikan beberapa perbandingan antara dirinya dan pemungut cukai itu.  Allah adalah Tuhan yang bijaksana dan Tentu Tuhan tahu motif dibalik permohonan itu. Firman Tuhan berkata: “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." (Yer. 17:10). Rasul Yakobus berkata: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati (Yak. 4:6). Allah tidak simpati dengan doa orang tinggi hati. Allah menghendaki sebuah kerendahan hati (2 Taw. 7:14). Tidak ada yang lebih pantas kita untuk dibenarkan oleh Tuhan karena perbuatan kita. kita semua harus merendahkan diri dihadapan Tuhan. karena Ia berhak memutuskan sendiri apa yang Ia lakukan bagi kita. Allah kita suci, Maha mulia dan Raja yang patut di hormati. Kita tidak pantas memutuskan perkara yang mesti Tuhan putuskan bagi kita. Kita harus merendah di hadapan Tuhan. Allah mengenal motif dari setiap sikap dan ucapan kita. Dan Tuhan membenarkan doa yang dinaikkan dengan penuh kerendahan hati.

3.    Berdoa menurut kehendak Allah (1 Yoh. 5:14-15). 

14Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.  15Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.

            Tidak dapat kita sangkal bahwa kita seringkali bimbang di dalam doa. Sebagai orang beriman yang hati nuraninya telah dibersihkan dengan air yang murni oleh Kristus, sebenarnya kita tahu hal apa yang biasanya menghilangkan rasa percaya diri kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita doakan kepada Tuhan. bukanlah sesuatu yang tertutup kepada kita sebenarnya, tetapi kebanyakan dari kita lebih memaksakan kehendak sendiri, tidak peduli dengan kepentinga rohani kita. baik, supaya tidak sukar bagi mereka yang lamban untuk mengerti maksud saya  ini, jadi mungkin sekali kita perlu beberkan saja apa itu penghalang dari rasa percaya kita untuk menerima sesuatu yang kita doakan kepada Tuhan. 
Sebagai orang yang beriman, kita tahu bahwa Hal yang dapat membuat kita bimbang, ragu dan kuatir ketika berdoa seringkali karena
a.       yang pertama, karena kurangnya persekutuan yang erat dengan Tuhan/hilangnya persukutuan dengan Tuhan, membuat kita enggan mengharapkan sesuatu dari-Nya. “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan, (Yes. 30:15)
b.      yang kedua, kehidupan dalam dosa yang merintangi hati kita. “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, (1Yoh. 3:21). Itulah sebabnya penulis Ibrani mengingatkan orang percaya supaya kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita (lih.Ibr.12:1) suapaya kita memiliki keberanian penuh menghadap tahta Kristus.
c.       Yang ketiga adalah kita memaksakkan kehendak Allah pada kehendak kita.  “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. (Yak. 4:3).
            Pada intinya kita kita tidak menyelaraskan doa kita pada kehendak Allah, kita acuh tak acuh terhadap kehendak Allah. kita lebih suka dengan kebodohan dan kemalasan untuk mengerti kehendak Allah. akhirnya kitapun kehilangan persekutuan dan berpaut pada ke egoisan diri. Dan kita tidak menerima apa-apa dari Tuhan karena kita tidak hidup dalam kehendak Allah. apa itu kehendak Allah? kehendak Allah yaitu kepentingan kerajaan Allah.  Kita mencoba memaksa kehendak kita pada sesuatu yang bersifat kepentingan diri sendiri, pada kepuasan diri sendiri. Keinginan diri sendiri, fokus pada dirisendiri.  Bukan pada kepentingan kerajaan Allah dan kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Rasul Paulus berkata:  Mengapa kita berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa? Karena kita salah dalam berdoa.  “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yak. 4:3).
Mungkin kita akan berpikir, mungkinkah Tuhan tidak ingin kita menikmati kesenangan? Pikiran itu tentu sesat karena firman Tuhan berkata : dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. (Maz.37:4). Tuhan tidak pernah melarang kita untuk menikmati kesenangan. Justru pada kepentingan kerajaan Allah ada semuanya. Di dalam kesenangan belum tentu ada kepentingan kerajaan Allah tetapi untuk kepentingan kerajaan Allah ada kesenangan yang disediakan oleh Allah bagi kita. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Mat 6:33).
            Adakah yang kita minta itu bermakna untuk membangun kepentingan kerajaan Allah. apakah Yesus dimuliakan disana?  Sebagai pengikut Kristus kita harus melakukan segala sesuatu untuk memuliakan Dia, melayani Dia, karena Yesus telah dihina demi kita dan karena itu Ia layak menerima kemuliaan nama-Nya dari kita. Doa Reinhold Niebuhr ini perlu kita refleksikan dalam doa dan hidup kita: ia berkata dalam doanya “Berikan aku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat aku ubah; berikan keberanian untuk mengubah hal-hal yang dapat aku ubah; dan kebijakan untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya...”. pengikut Kristus harus selalu memikirkan kepentingan kerajaan Allah. dibawah ini ada dua macam Hukum atau rumus “berkat Tuhan” yang dapat kita temui di Alkitab dan juga dapat berhubungan dengan doa, dan hal ini perlu kita serap dalam hati:
1.      diberkati untuk memberkati
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Kej.12:2-3
Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, Sela  supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. (Maz. 67:2-3)
Mengenai berkat dalam ayat ini jelas menunjukkan bahwa tujuanya bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi di dalamnya ada tugas dan tanggung jawab yang kita emban untuk kepentingan kerajaan/kehendak Allah.
2.      Allah menyediakan benih bagi penabur (2 Kor.9:10a)
Allah menghendaki kita mengutamakan kepentingan kerajaan Allah, kita harus membangun kerajaan Allah. tetapi Allahpun bukan Allah yang tinggal diam dan tidak melakukan apa-apa, Ia menyediakan benih bagi kita, Ia menyediakan modal bagi kita yang mau bekerja untuk Dia. Namun yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah adakah niat dan cita-cita yang kita miliki itu bertujuan untuk kepentingan Kristus? atau hanya untuk memuaskan keinginan hawa nafsu saja?
Semoga kehidupan doa kita dan roh kita dikuasai oleh dua rumusan di atas ini
    Kembali dari teks Kitab dari sub judul diatas, Rasul Yohanes berkata: Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.  15Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. Kata “kalimat yang diawali “inilah keberanian kita” merupakan suatu sikap hati yang lantang dan penuh iman tanpa keraguan sedikitpun karena kita yakin akan apa yang kita doakan, kita yakin prioritas utama kita dalam doa yaitu kehendak Allah.  dengan mengerti kehendak Allah Maka kita memiliki kepastian penuh dalam doa kita kepada Allah. Doa yang yang dilandasi kehendak Allah adalah doa yang penuh dengan iman. Tuhan Yesus berkata: “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Mark. 11:24)
Jadi Kalau kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan dan itu dapat membangun nilai bagi kerajaan Kristus, kita tidak perlu bimbang karena dengan iman kita akan menerimanya (Yak. 1:5-8).   Sebenarnya Iman sebesar biji sesawi itu bukan persoalan besar atau kecilnya iman yang kita miliki tetapi soal kualitas dan makna dari sesawi itu pada akhirnya (burung-burung dapat bersarang pada cabangnya) makna dari apa yang kita minta meski tidak seberapa. Bisa kita bandingkan dengan ayat-ayat perumpamaan yang disampaikan Yesus. Contohnya Tuhan Yesus berkata: ‘Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. (Mar 11:23). Ayat ini seringkali di alegoriskan oleh banyak orang dan dihubungkan dengan masalah-masalah hidup. Padahal ayat ini jelas bukan berbicara tentang masalah beban-beban hidup sehari-hari.  Meski demikian secara pribadi juga tidak menyalahkan mereka yang menggunakan ayat ini untuk masalah-masalah beban hidup. Tapi perlu kita ketahui bahwa Yesus tentu tidak bermaksud supaya kita menerjemahkannya secara alegoris ayat itu. Karena sebelumnya Petrus memulai percakapan tentang pohon ara yang kering karena dikutuk oleh Tuhan Yesus. Ini jelas harafiah bukan alegoris atau perumpamaan atau hiperbola. Jelas Tuhan Yesus mengajarkan kita arti sebuah kekuatan doa. Doa dapat mengubah segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang mustahil untuk Tuha kerjakan lewat doa kita. Musa mengulurkan tangannya diatas air laut dan air lautpun terbelah. Tapi yang jelas hal itu terjadi bukan karena tanpa alasan.
Jadi jka kita mengerti kehendak Allah dan mengutamakannya dalam hidup kita, maka tidak ada sesuatupun yang terlalu sukar bagi kita. Allahlah yang mengerjakannya kepada kita. ...."Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1Kor. 2:9)

4.      Berdoa dengan kesehatian (Matius 18:19).

Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (Mat 18:19)

Salah satu penghalang doa umat Tuhan adalah tidak adanya kesehatian, baik di dalam berjemaat maupun di dalam berkeluarga.  Apa yang biasanya membuat tidak ada kesehatian ini? Ketidak sehatian seringkali timbul karena sikap mementingkan diri sendiri. mementngkan diri sendiri akhirnya menimbulkan perselisihan yang seringkali mengakibatkan kemarahan, fitnah, pertikaian, kepahitan, kegeraman dll. Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata....hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Fil. 2:4). Sikap mementingkan diri sendiri menimbulkan perpecahan diantara jemaat bahkan di dalam keluarga. Gedung gereja dan gedung rumah boleh satu atap tapi hati penuh dengan kekacauan.  Ketidak sehatian ini dapat mendukakan Roh Kudus Allah karena tidak adanya kesatuan iman pada tubuh Kristus. dan keuntungan apa yang kita dapatkan jika Allah berduka di dalam kita? Bukankah suatu kerugian bagi kita karena doa-doa kita terhalang oleh karena ego kita. Seorang pengikut Kritus seharusnya selalu rendah hati. Sikap rendah hati bukanlah suatu suatu kehinaan bagi seorang pengikut Kristus tapi itu. Kerendahan hati adalah harga diri atau nilai yang tinggi dihadapan Allah. seorang pengikut Kristus tidak menuntut atau mengharapkan orang lain untuk bersikap rendah hati kepadanya. kerendahan hati dimulai dari diri kita sendiri, kita memperhatikan kepentingan orang lain.   
Tanpa sebuah kerendahan hati, sikap mementingkan diri sendiri akan sulit dikikis dari hidup kita dan jelas kesehatian tidak akan mudah terwujud. Persekutuan dan kekeluargaan hanya sebuah panggung sandiwara jika kesehatian tidak terwujud.  
Rasul Paulus berkata: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (Ef.4:30-32). di dalam berjemaat maupun di dalam berkeluarga harus dan penting selalu melakukan pemberesan hubungan, tidak boleh ada yang disembunyikan dan dengan demikian juga harus saling mengampuni supaya doa-doa kita tidak terhalang. Rasul Yakobus berkata: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yak. 5:16).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar