Menjadi Persembahan Yang Hidup
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm. 12:1)
Add caption |
Arti “hidup” dalam KBBI adalah masih terus ada, bergerak,
dan bekerja sebagaimana mestinya; mengalami kehidupan dl keadaan atau dng cara
tertentu; beroleh (mendapat) rezeki dng jalan sesuatu; berlangsung (ada) krn
sesuatu; tetap ada (tidak hilang); masih berjalan (tt perusahaan, perkumpulan,
dsb); tetap menyala (tt lampu, radio, api); masih tetap dipakai (tt bahasa,
adat, sumur, dsb).[1]
Kata “hidup” ada beberapa macam dipakai dalam bahasa Yunani, yang pertama “ζωή” (soe), berkaitan tentang kehidupan yang baru
dan kekal yang di anugerahkan oleh Kristus bagi jemaat-Nya. Hal ini telah disinggung Pada pasal 6:4 Rasul
paulus berkata: Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan
Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita
akan hidup dalam hidup yang baru.
Rasul Yohanes juga berkata : Barangsiapa memiliki Anak, ia
memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup 1Yohanes 5:12.
Yang kedua “βίος” (bios)
yang berarti kehidupan; nafkah; harta milik.[2] Rasul paulus memakai kata ini berkaitan
dengan kehidupan materi (Lih. 2 Tim. 2:4).
Dan yang ketiga adalah “ζῶσαν”(sosan), verb participle present active accusative feminine
singular from “ζάω” (sao) dalam bahasa inggris “of natural life”, “of the
life of the child of God”,[3] kata inilah yang dipakai oleh
rasul Paulus untuk mempersembahkan hidup,
yang berari tubuh yang hidup (yang alami) karena Allah atau kehidupan
ilahi (nafas) (Kej.2:7) yang menghidupi manusia menjadi makhluk yang hidup dan
berbuat/bertindak dan terus ada dan berfungsi bagi Allah. Van Den End berpendapat bahwa:
Perkataan “hidup” dipakai di sini
dengan arti yang sama seperi misalnya dalam 6:4, ‘yang hidup dalam hidup yang
baru’. Hidup yang baru itu dibangkitkan
oleh Roh Kudus (8:11). Dan karena orang
percaya hidup bagi Allah, ‘mereka telah mati bagi dosa’ (6:11). Jadi,
‘persembahan yang hidup’ adalah penyerahan diri kita untuk menempuh kehidupan
yang baru, yang menjauhi dosa dan menjauhi kuasa dosa itu.[4]
Pada pasal 3:23 menerangkan bahwa
semua manusia telah berbuat dosa, manusia berada dibawah murka Allah, kuasa
dosa, dan upah dosa ialah maut/kematian (Rom. 6:23). Tetapi tubuh maut telah menjadi tubuh yang
hidup oleh Roh Allah yang menganugerahkan “soe” karena iman orang percaya
(Rm.1:17). Dave Hagelberg berkata:
Orang benar itu sudah menjadi benar di hadapan
Allah karena iman; dan orang benar akan hidup. Mereka dipindahkan dari kuasa dan kerajaan Allah. mereka tidak lagi berada dibawah orde maut,
karena mereka sudah berada dibawah orde hidup yang kekal. Roma 5:12-21.[5]
Sebagaimana tubuh memiliki Hidup begitu
pula ia dapat berfungsi dan menghasilkan buah bagi Allah karena Kristus telah
menjadi roh yang menghidupinya. Dalam 1
Korintus 15: 45 Rasul Paulus berkata: Seperti ada tertulis:
"Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang
akhir menjadi roh yang menghidupkan.
bahwa persembahan yang hidup
berarti kehidupan orang percaya (yang alami) yang dalam perjalanan hidupnya
dapat menghasilkan buah bagi Allah. Hal
ini pernah ditegaskan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya supaya mereka berbuah
dengan cara bergantung kepada-Nya, dan bahwa diluar Dia mereka tidak akan
berbuahkan apa-apa (Lihat Yoh.15:1-8) meskipun mereka hidup, bergerak, dan
berjuang melakukan sesuatu. Senada
dengan ungkapan Charles Stanley yang berkata: “Pokok
anggur itu adalah kristus. saya adalah carangnya. Roh kudus adalah
getah yang
mengalir kedalam pokok kedalam carang. Carang itu hidup, tumbuh, dan berbuah
bukan karena perjuangan dan usahanya, tetapi hanya karena tinggal pada pokok
anggur itu.[6] Menjadi
persembahan yang hidup bagi Allah bukan berarti
seperti hewan yang diserahkan bagi Tuhan lalu menyembelih ketika masih
hidup, Sebagaimana
Persembahan-persembahan-persembahan didalam Perjanjian Lama adalah persembahan
yang mati. Namun persembahan yang hidup
yang dimaksud adalah hidup dengan penuh penyerahan diri kepada Allah. Dalam bukunya Charles C. Ryrie berkata :
“orang percaya yang rohani pasti akan menggunakan karunia
rohani yang diberikan Roh Kudus (1 Kor. 12:7). Dia akan belajar untuk berperang
dan menang melawan daging dengan kuasa Roh Kudus (Rm. 8:13; Gal. 5:16-17). Ringkasnya
kepenuhan Roh Kudus merupakan kunci pertumbuhan rohani bagi orang percaya.”[7]
Mari
perhatikan nasehat Paulus sebelumnya : “dan janganlah kamu menyerahkan
anggota-anggota tubumu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,
tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati,
tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada
Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran (pasal 6:13)”. Menyerahkan anggota tubuh kita sebagai senjata
kebenaran berarti tubuh kita harus berfungsi sebagaimana semestinya anggota
tubuh Kristus yang memiliki hidup baru, dan memiliki karunia sesuai yang
dianugerahkan Tuhan bagi kesatuan tubuh-Nya.
Dalam Alkitab banyak orang-orang membiarkan tubuh mereka untuk mencapai
tujuan-tujuan Allah. Tubuh kita juga harus difungsikan sesuai karunia tubuh
Kristus yang dianugerahkan pada orang percaya. Fungsi tubuh Kristus ini lebih terang kita
lihat dari penjelasan ayat berikutnya yaitu 3-8, Paulus menguraikan
karunia-karunia yang berlain-lainan sebagai anggota-anggota tubuh Kristus.
Bruce
Milne menerangkan tentang pelayanan kepada Allah berkaitan tentang ibadah:
Roh Kudus
melengkapi jemaat untuk melayani Allah dengan memberikan karunia-karunia-Nya,
mengarahkan pelayanan dan mengurapi dengan kuasanya. Maka dalam pelayanan
kepada Allah cakrawala kita seharusnya tidak diukur menurut kesanggupan
manusiawi kita yang terbatas, tetapi menurut pembekalan Roh Kudus yang
berlimpah-limpah (Rm. 15;18-19; 2Kor
3:5-6; Ef. 1:19-21)[8]
Stephen Tong mendevenisikan
tentang karunia pelayanan :
Ketika seorang kristen melayani, harus berdasarkan
karunia yang ia dapat dari Tuhan, bukan berdasarkan kepandaian dan keinginan
pribadinya, atau gelar dan ilmu yang diraihnya, dan bukan berdasarkan setumpuk pelayanan yang dia miliki atau
teknik dan psikologi yang dia miliki.[9]
Pelanggaran karena dosa merupakan pemisah
antara manusia dengan Allah. Dan manusia menjadi seteru Allah yang membuatnya
mati secara rohani dan yang pekerjaanya tidak diperhitungkan oleh Allah. tetapi sekarang orang percaya oleh kemurahan
Allah didalam Tuhan diperhitungkan bagi pekerjaan kemuliaan (bdk. Yoh.
15:1-8).
Kesimpulannya
bahwa persembahan yang hidup adalah penyerahan seluruh anggota tubuh kepada
Allah yang telah dihidupi oleh Roh Allah dan yang dapat menghasilkan buah bagi kemuliaan Allah serta berfungsi sebagaimana fungsi anggota
tubuh Kristus. dan ingatlah selalu bahwa
Allah memperhitungan jeri payah setiap orang percaya yang melayani Dia dengan tulus
[1] SABDA (OLB versi Indonesia) 4.13.02 (Unicode), (Kamus bahasa indonesia) <@12395>
[buku/topik] (17/79).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar