Sabtu, 28 Februari 2015

Pertanyaan dan jawaban berkaitan dengan Predestinasi

Pertanyaan dan jawaban berkaitan dengan Predestinasi


tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. (Yoh. 10:26)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Joh 15:16).
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. (Yoh 6:44)

pertanyaan: Allah pilih kasih atau memandang rupa orang dalam pilihan-Nya sehingga tak memilih orang lain? jawaban: tidak mungkin demikian, karena tidak ada sesuatupun yang baik dari segi manusia untuk dipilih Allah. di segi lain kiranya tidaklah dilupakan bahwa Allah juga bebas merdeka dalam kehendak-Nya. ini juga adalah karakter-Nya. 

pertanyaan: hal ini melemahkan sifat ketaatan orang kristen atau orang beriman karena Allah telah menjalankan semuanya bagi mereka? jawaban: keselamatan sesungguhnya termasuk juga perpalingan dan kelahiran baru dan penyucian secara progresif menuju ke akhir yang menang. kemahatahuan Allah membuat Ia tidak keliru dan pilihan-Nya tidak meleset.

pertanyaan: hal ini membuat orang sombong karena merasa dipilih Allah? jawaban: akibat dari kesadaran bahwa keselematan hanya anugerah Allah dan perbuatan Allah merupakan motivasi bagi hidup dengan rendah hati. Orang sesungguhnya akan tinggi hati apabila merasa bahwa usaha dan kebaikanya akan menyebabkan ia diselamatkan

By: Pdt. Christ Marantika

Jumat, 27 Februari 2015

Menjadi Persembahan Yang Hidup

Menjadi Persembahan Yang Hidup
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm. 12:1)
Add caption
Arti “hidup” dalam KBBI adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya; mengalami kehidupan dl keadaan atau dng cara tertentu; beroleh (mendapat) rezeki dng jalan sesuatu; berlangsung (ada) krn sesuatu; tetap ada (tidak hilang); masih berjalan (tt perusahaan, perkumpulan, dsb); tetap menyala (tt lampu, radio, api); masih tetap dipakai (tt bahasa, adat, sumur, dsb).[1] Kata “hidup” ada beberapa macam dipakai dalam bahasa Yunani, yang pertama ζω” (soe), berkaitan tentang kehidupan yang baru dan kekal yang di anugerahkan oleh Kristus bagi jemaat-Nya.  Hal ini telah disinggung Pada pasal 6:4 Rasul paulus berkata: Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.  Rasul Yohanes juga berkata : Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup 1Yohanes 5:12.  Yang kedua “βος” (bios) yang berarti kehidupan; nafkah; harta milik.[2]  Rasul paulus memakai kata ini berkaitan dengan kehidupan materi (Lih. 2 Tim. 2:4).  Dan yang ketiga adalah ζσαν”(sosan), verb participle present active accusative feminine singular from ζω” (sao) dalam bahasa inggris “of natural life”, “of the life of the child of God”,[3] kata inilah yang dipakai oleh rasul Paulus untuk mempersembahkan hidup,  yang berari tubuh yang hidup (yang alami) karena Allah atau kehidupan ilahi (nafas) (Kej.2:7) yang menghidupi manusia menjadi makhluk yang hidup dan berbuat/bertindak dan terus ada dan berfungsi bagi Allah.  Van Den End berpendapat bahwa:
Perkataan “hidup” dipakai di sini dengan arti yang sama seperi misalnya dalam 6:4, ‘yang hidup dalam hidup yang baru’.  Hidup yang baru itu dibangkitkan oleh Roh Kudus (8:11).  Dan karena orang percaya hidup bagi Allah, ‘mereka telah mati bagi dosa’ (6:11). Jadi, ‘persembahan yang hidup’ adalah penyerahan diri kita untuk menempuh kehidupan yang baru, yang menjauhi dosa dan menjauhi kuasa dosa itu.[4]

Pada pasal 3:23 menerangkan bahwa semua manusia telah berbuat dosa, manusia berada dibawah murka Allah, kuasa dosa, dan upah dosa ialah maut/kematian (Rom. 6:23).  Tetapi tubuh maut telah menjadi tubuh yang hidup oleh Roh Allah yang menganugerahkan “soe” karena iman orang percaya (Rm.1:17).  Dave Hagelberg berkata:
Orang benar itu sudah menjadi benar di hadapan Allah karena iman; dan orang benar akan hidup. Mereka dipindahkan dari kuasa dan kerajaan Allah.  mereka tidak lagi berada dibawah orde maut, karena mereka sudah berada dibawah orde hidup yang kekal. Roma 5:12-21.[5]   

Sebagaimana tubuh memiliki Hidup begitu pula ia dapat berfungsi dan menghasilkan buah bagi Allah karena Kristus telah menjadi roh yang menghidupinya.  Dalam 1 Korintus 15: 45 Rasul Paulus berkata: Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.    bahwa persembahan yang hidup berarti kehidupan orang percaya (yang alami) yang dalam perjalanan hidupnya dapat menghasilkan buah bagi Allah.  Hal ini pernah ditegaskan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya supaya mereka berbuah dengan cara bergantung kepada-Nya, dan bahwa diluar Dia mereka tidak akan berbuahkan apa-apa (Lihat Yoh.15:1-8) meskipun mereka hidup, bergerak, dan berjuang melakukan sesuatu.  Senada dengan ungkapan Charles Stanley yang berkata: “Pokok anggur itu adalah kristus. saya adalah carangnya. Roh kudus adalah getah yang mengalir kedalam pokok kedalam carang. Carang itu hidup, tumbuh, dan berbuah bukan karena perjuangan dan usahanya, tetapi hanya karena tinggal pada pokok anggur itu.[6] Menjadi persembahan yang hidup bagi Allah bukan berarti  seperti hewan yang diserahkan bagi Tuhan lalu menyembelih ketika masih hidup,  Sebagaimana Persembahan-persembahan-persembahan didalam Perjanjian Lama adalah persembahan yang mati.  Namun persembahan yang hidup yang dimaksud adalah hidup dengan penuh penyerahan diri kepada Allah.  Dalam bukunya Charles C. Ryrie berkata :
“orang percaya yang rohani pasti akan menggunakan karunia rohani yang diberikan Roh Kudus (1 Kor. 12:7). Dia akan belajar untuk berperang dan menang melawan daging dengan kuasa Roh Kudus (Rm. 8:13; Gal. 5:16-17). Ringkasnya kepenuhan Roh Kudus merupakan kunci pertumbuhan rohani bagi orang percaya.”[7]
  
Mari perhatikan nasehat Paulus sebelumnya : “dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubumu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran (pasal 6:13)”.  Menyerahkan anggota tubuh kita sebagai senjata kebenaran berarti tubuh kita harus berfungsi sebagaimana semestinya anggota tubuh Kristus yang memiliki hidup baru, dan memiliki karunia sesuai yang dianugerahkan Tuhan bagi kesatuan tubuh-Nya.  Dalam Alkitab banyak orang-orang membiarkan tubuh mereka untuk mencapai tujuan-tujuan Allah. Tubuh kita juga harus difungsikan sesuai karunia tubuh Kristus yang dianugerahkan pada orang percaya.  Fungsi tubuh Kristus ini lebih terang kita lihat dari penjelasan ayat berikutnya yaitu 3-8, Paulus menguraikan karunia-karunia yang berlain-lainan sebagai anggota-anggota tubuh Kristus.
Bruce Milne menerangkan tentang pelayanan kepada Allah berkaitan tentang ibadah:
Roh Kudus melengkapi jemaat untuk melayani Allah dengan memberikan karunia-karunia-Nya, mengarahkan pelayanan dan mengurapi dengan kuasanya. Maka dalam pelayanan kepada Allah cakrawala kita seharusnya tidak diukur menurut kesanggupan manusiawi kita yang terbatas, tetapi menurut pembekalan Roh Kudus yang berlimpah-limpah  (Rm. 15;18-19; 2Kor 3:5-6; Ef. 1:19-21)[8]

Stephen Tong mendevenisikan tentang karunia pelayanan :

Ketika seorang kristen melayani, harus berdasarkan karunia yang ia dapat dari Tuhan, bukan berdasarkan kepandaian dan keinginan pribadinya, atau gelar dan ilmu yang diraihnya, dan bukan berdasarkan  setumpuk pelayanan yang dia miliki atau teknik dan psikologi yang dia miliki.[9]
         
 Pelanggaran karena dosa merupakan pemisah antara manusia dengan Allah. Dan manusia menjadi seteru Allah yang membuatnya mati secara rohani dan yang pekerjaanya tidak diperhitungkan oleh Allah.  tetapi sekarang orang percaya oleh kemurahan Allah didalam Tuhan diperhitungkan bagi pekerjaan kemuliaan (bdk. Yoh. 15:1-8). 
Kesimpulannya bahwa persembahan yang hidup adalah penyerahan seluruh anggota tubuh kepada Allah yang telah dihidupi oleh Roh Allah dan yang dapat menghasilkan buah bagi kemuliaan Allah serta berfungsi sebagaimana fungsi anggota tubuh Kristus.  dan ingatlah selalu bahwa Allah memperhitungan jeri payah setiap orang percaya yang melayani Dia dengan tulus





[1] SABDA (OLB versi Indonesia) 4.13.02 (Unicode), (Kamus bahasa indonesia) <@12395> [buku/topik] (17/79).

[2] Barclay M. Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 30.

[3]Bible Work - [c\program files\ 8\bw800], BGT, Analysis (pg 84).

[4] Van den End, Tafsiran Roma (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 564.
[5] Dave Hagelberg, Tafsiran Roma (Bandung: Kalam  Hidup, 1996), 29.

[6] Charles Stanley, The Wonderful spirit Fillid Life (bandung: kalam Hidup, 2000), 74.

[7] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar (Yogyakarta: Andi, 1993,) 160.

[8] Bruce Milne, Mengenal Kebenaran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 286.

[9] Stephon Tong, Baptisan dan Karunia Roh Kudus (Surabaya: Momentum, 2005), 126.

Rabu, 11 Februari 2015

Ibadah Menuntut Pembaharuan



Ibadah Menuntut Pembaharuan Hidup

Tidak ada dorongan yang lebih kuat menjadi seorang pelayan kristus kalau bukan sentuhan kasih kristus yang hidup di dalam orang percaya. Orang percaya beranjak dari pengalaman sentuhan Kasih kristus kepada komitmen hidup melayani Allah.  tidak seorang dapat beribadah kepada Allah tanpa sentuhan kasih Kristus yang menguasai hidup manusia.  Berbicara tentang sentuhan kasih kristus tentu berbicara tentang kesadaran akan dosa dan pengampunan dosa serta penerapan penebusan dosa. Orang percaya mengalami keselamatan tidak terlepas dari pertobatan.  Pertobatan orang kristen adalah perpalingan dari dosa kepada Allah yang hidup.  Dan perpalingan tentu menuntut pembaharuan hidup.  Pembaharuan hidup harus dimulai dari dalam diri orang percaya.  Demikian pernyataan Rasul Paulus menasehati jemaat Tuhan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” Roma 12:2.  Pembaharuan hidup bertujuan supaya orang percaya dalam beribadah dapat menjawab kehendak Allah serta menjadi persembahan yang layak atau pantas kepada Allah yaitu persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.  
Dalam langkah pembaharuan hidup dibutuhkan penyerahan pikiran yang mau diubahkan dan pimpin oleh Allah secara terus menerus menuju pada  kesempurnaan (Lih. Fil. 3:8-10) .  Membiarkan diri diubahkan oleh Tuhan perlu melibatkan penyerahan kehendak dan pikiran yang sesuai dengan pikiran dan persaan yang juga terdapat dalam Kristus.   “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” Filipi 2:5.   Perlu usaha manusia untuk dapat mencapai pembaharuan hidup meskipun juga kita menyadari bahwa Allahlah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.  Rogert Rober berkata: Cara hidup suci menuntut peran serta dan usaha kita dalam mengggunakan segala sesuatu yang sudah disediakan Allah guna menempuh displin dan pertumbuhan rohani.  
Ada beberapa langkah menuju pembaharuan pikiran yang diungkapakan oleh Rasul Paulus menuju penyerahan hidup kepada Allah yaitu  dengan menyadari apakah setiap yang kita lakukan itu benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, kebajikan dan patut dipuji (Fil. 4:8).  Rumusan ini mungkin suatu rumusan sederhana tapi jika kita benar-benar menyadari yang kita lakukan sesuai syarat yang ditentukan oleh firman tersebut maka pasti akan membawa kita semakin dewasa dan lebih sempurna dalam Kristus.  Beribadah kepada Allah bukan sekedar pemenuhan standar keagamaan melainkan suatu kesadaran akan hadirat Allah  dan kesadaran akan diri sendiri serta komitmen hidup untuk mencapai setiap rencana Allah yang seturut kehendak-Nya.  ibadah dalam dimensi iman kekristenan akan menjadi sesuatu yang real apabila dapat dirasakan lewat praktek hidup orang percaya.  Jadi dengan demikian Pembaharuan hidup sangat penting dalam Ibadah. 

“””Salahkah Nonton Sinetron”””





”Salahkah Orang Kristen Nonton Sinetron???”


Harus kita akui bahwa banyak film layar lebar maupun televisi yang mampu menggugah pemirsanya. Menggugah dalam arti sederhana seperti terharu, gembira, optimis, sampai menggugah dalam arti yang lebih kuat lagi seperti memotivasi atau merubah sikap dan perilaku.[1]

Adalah hal yang baik jika yang kita tonton mengispirasi kita untuk bertumbuh dalam iman serta menggerakkan kita bekerja lebih giat bagi Kristus, sebab demikian firman TuhanJanganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Rom 12:11), dan juga hal yang baik jika kita bisa memanfaatkannya sebagai sarana menjangkau atau menyatakan kebenaran Kristus lewat informasi yang kita peroleh.  tetapi sebaliknya adalah hal terburuk bagi kehidupan rohani kita  jika roh iman kita merosot karena menjadi sasaran kebenaran duniawi yang ada dibalik makna tayangan layar televisi. Bukankah suatu persoalan, jika yang di tayangkan berkaitan dengan iman yang tidak sesuai dengan iman kristen, hal itu pasti sangat berpengaruh dengan hubungan kita kepada Kristus Sang kekasih jiwa kita. bagaimana mungkin kita bisa berkata kepada Tuhan “aku mengasihi Engkau” sedangkan firman-Nya tidak pernah menggugah hati kita seperti film layar lebar menggugah hati kita.  Kita telah menjadi sasaran gagasan dan ide orang yang tidak mengenal Kritus. Akhirnya bukan kita yang menggarami dunia tetapi dunia yang menggarami kita.  Iblis sebagai bapa penipu akhirnya berhasil memanipulasi pikiran serta perasaan kita. Firman Tuhan berkata: Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. (Ef. 5:17).  Terbayangkah dalam benak kita mengapa seringkali firman Tuhan yang tersimpan dalam hati dan pikiran kita susah atau tidak pernah hidup dalam kehidupan kita.  Firman Tuhan seolah-olah tidak pernah mengingatkan atau menginpirasi hidup kita sebagaimana seorang pemazmur berkata: Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105).

 Dan Tuhan Yesuspun telah berjanji kepada murid-muridnya demikian: Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. (Yoh. 14:26).  Hal ini jelas bahwa Roh kudus akan mengingatkan kita akan firman yang diucapkan Tuhan kepada kita, lalu mengapa tidak seperti kenyataanya?? Alasanya yang jelas pasti karena Kita telah memadamkan fungsi Roh kudus dalam hidup kita dan telah banyak memberi ruang kepada keinginan dunia.  Firman Tuhan berkata: “Janganlah padamkan Roh, (1Tes. 5:19). 
sadarkah kita mengapa gagasan atau ide-ide orang yang tidak mengenal Allah dan kristus dapat berpengaruh negatif serta merusak akhlak, moral dan iman serta spirit kita sebagai orang percaya?? Demikianlah pernyataan firman Tuhan mengenai pikiran orang yang tidak mengenal kristus atau tidak percaya kristus: “...orang-orang yang tidak percaya,... pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.... (2Kor. 4:4a)”.  Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. (Ef. 2:2).  Kita telah dimerdekakan oleh kristus dan kita adalah hamba kristus. tapi masih maukah kita menjadi hamba Iblis dengan cara mengikuti jalan dunia ini?? Maukah kita menjadi sasaran penipuan Iblis yang adalah bapa penipu???? Firman Tuhan berkata bahwa yang menjadi Lawan kita adalah roh-roh jahat di udara.  Lalu Bisakah kita memenangkan pertempuran sedangkan kita telah terperangkap penipuanya lebih dahulu??? Bagaimana mungkin kita bisa menggunakan pedang Roh yaitu firman Allah, jika kita telah memadamkan Roh dalam hidup kita?? (bc. Ef.6:10-18). 
By: Nosindruhu Wau S.Th