Telah Putus
asa namun tidak tawar hati
(2
Korintus 4:1-2)

Tidak
jarang kita menemukan pengkhotbah-pengkhotbah di gereja yang secara lantang menghakimi
jemaat seolah-olah tidak beriman karena rasa lelah yang mereka ungkapkan dalam
perjalanan iman mereka. Namun di sini
saya tidak akan membicarakan lebih jauh tentang sikap-sikap pengkhotbah seperti
itu di dalam tulisan saya ini. Saat ini kita akan belajar tentang rahasia
seorang yang tangguh imannya yang pernah putus asa namun tidak tawar hati. Tokoh
yang kita pelajari saat ini adalah tokoh Rasul Paulus di surat Korintus. Sebelum
kita membahas teks kitab suci di judul di atas, lebih dahulu kita melihat beberapa
hal yang dialaminya ini:
-
Ketika
menulis surat Rasul Paulus merasa cemas & sesak & mencucurkan air mata
( 2 Kor.2:4)
-
Ia
mengalami Bermacam-macam penderitaan (2 Kor. 1:3)
-
Ia
merasa Bebannya begitu begitu besar & berat sehingga Telah putus asa akan hidup ini ( 2 Kor. 1:8)
-
Ia
ditindas dalam segala hal dll. Bahkan sampai Kehabisan akal (2 Kor. 4:8)
-
Dianiaya,
dihempaskan (2 Kor. 4:9)
-
Manusia
lahiriah semakin merosot (2 Kor.4:16). Banyak
orang mengaitkan kemorosotan ini karena faktor umur padahal hal ini jelas jelas
berhubungan dengan faktor penderitaan bukan umur.
-
Rasul
Paulus dianggap pecundang (2 Kor.10:1)
-
Rasul
Paulus difitnah (2 Kor.10:2)
-
Berjerih
lelah, sering dipenjara, didera diluar batas, bahaya maut (2 Kor.11:23)
-
Dipukul,
didera, dilempar batu, badai (2 Kor.11:24)
-
Dalam
kelapar, dahaga, kedinginan dan tanpa pakaian (2 Kor.11:27)
-
Iblis
menggocohnya (2 Kor.12:7)
Sekalipun
beberapa peristiwa diatas telah di alami oleh rasul Paulus namun perhatikan
kata-katanya yang tegas dan lantang
serta teguh di dalam iman.
2Korintus
6:4-10.
4Sebaliknya,
dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu:
dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan
kesukaran, 5dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan,
dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; 6dalam
kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan
kasih yang tidak munafik; 7dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan
Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun
untuk membela. 8ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat
atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, 9sebagai
orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan
sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; 10sebagai
orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun
memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki
segala sesuatu.
Di
sini Rasul Paulus sedang berbicara dalam konteks pelayanan pemberitaan firman. Rasul Paulus secara lahiriah sudah merosot,
tapi rohnya terus bernyala-nyala melayani Tuhan. memang di sini agak sedikit aneh karena
pergumulan rasul Paulus tidak sama dengan pergumulan kebanyakan orang kristen
saat ini yang hanya berputar-putar pada masalah-masalah kehidupan yang umum di
alami oleh manusia, baik itu orang-orang orang percaya maupun tidak percaya. Namun bagi kita hal ini bisa menjadi inspirasi sebagai
seorang kristen bilamana kita melayani Tuhan namun banyak tantangan yang kita
hadapi. Karena dimanapun kita berada,
apapun panggilan khusus kita, atau apapun profesi kita, namun bila kita taat
pada firman Tuhan, maka kita sedang melayani Dia.
Sekarang
kita akan belajar pada teks kitab suci dari judul renungan di atas. Apa rahasianya
supaya tidak tawar hati saat putus asa melanda hidup kita??? Kita perlu
menyadari hal ini:
1Oleh kemurahan Allah kami telah menerima
pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. 2Tetapi kami
menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik
dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan
dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua
orang di hadapan Allah. (2 Kor.4:1-2)
1. Pelayanan adalah
kemurahan Dari Tuhan
Oleh kemurahan Allah kami telah
menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. >ayat 1
Mari
kita bandingka dengan terjemahan-terjemahan di bawah ini:
FAYH
bunyinya demikian: ALLAH sendirilah yang dalam kemurahan-Nya telah memberikan
kepada kami pekerjaan yang mulia ini (yaitu mengabarkan Berita Kesukaan kepada
semua orang). Karena itu, kami tidak pernah berputus asa.
ENDE bunyinya
demikian: Sebab kami diserahi pelajanan itu oleh karena kerahiman Allah, maka
kami tidak ketjil hati,
Rasul Paulus menganggap pelayanan
adalah sebuah penghargaan “Kami telah menerima pelayanan ini”. Ia tidak menganggapnya sebagai tugas paksa
(terpaksa) namun sebuah kado terindah, mewah, dan berharga. Rasul Paulus menerima pelayanan itu sebagai
penghargaan karena kemurahan Allah. Kesadaran
penuh memahami betapa berharganya pelayanan karena bukan sesuatu yang gampang
diterima/ gampang ditemukan/ murahan. Tapi, Karena ketidak layakan/ketidak
mampuan memperoleh “pelayanan diberikan dengan kemurahan”. Ia tidak menganggapnya sebagai tugas paksa
(terpaksa) namun sebuah kado terindah, mewah, berharga dan terlalu mahal. Rasul Paulus menerima pelayanan itu sebagai
penghargaan karena kemurahan Allah.
Karena
itu sadarilah bahwa bila kita sampai saat ini kita taat melayani dan mengasihi
Tuhan, itu karena kemurahan hati-Nya.
pelayanan adalah suatu pemberian yang berharga di berikan Tuhan bagi kita. Mari kita
kerjakan dengan ringan hati sekalipun banyak tantangan.
2. Pelayanan adalah
Kepercayaan dari Tuhan
Tetapi
kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku
licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran........>ay.2a
Mari
kita perhatikan trejemahan FAYH “Kami tidak berusaha mengakali orang supaya
mereka percaya. Kami tidak mengelabui orang. Kami tidak pernah mengajarkan
sesuatu sebagai ajaran Alkitab, padahal bukan. Kami tidak memakai cara yang
memalukan seperti itu. Sementara berbicara, kami berdiri di hadirat Allah.
Sekarang
kita bedah satu persatu:
Tidak ada
kepalsuan rohani
Tidak mengelabui
orang dengan sikap rohani
menolak segala
perbuatan tersembunyi yang memalukan;
tidak berlaku
licik
tidak memalsukan
firman Allah.
q tidak berusaha
mengakali orang supaya mereka percaya.
q tidak mengelabui
orang.
q tidak pernah
mengajarkan sesuatu sebagai ajaran Alkitab, padahal bukan.
q (tidak memakai
cara yang memalukan seperti itu)
q Sementara
berbicara, kami berdiri di hadirat Allah. FAYH
Sebaliknya kami
menyatakan kebenaran........ >ay.2a
Paulus
Menyadari keberadaan Tuhan dalam pelayanannya. Ia Sadar akan hadirat Allah. Itu sebabnya ia
memuaskan kehendak Allah yaitu dengan menyatakan kebenaran. Tidak ada kepalsuan rohani di dalamnya, Rasul
Paulus telah menerima pelayan dari Tuhan karena itu ia menjaga kepercayaan itu dengan
berlaku jujur dan selalu menyadari hadirat Tuhan.
bagaimana
dengan kita???? Sudahkah kita jujur melakukan pelayanan kita, atau hanya
kepalsuan rohani yang menyelimuti pelayan kita. Firman Tuhan berkata: “sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api
dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu”. (1
Kor, 3:13)
3. Pelayanan adalah
Tanggung jawab dari Tuhan
dan dengan demikian kami
menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan
Allah.> ay.2b
Sebab itu, kami harapkan semua orang menilai kami dengan
baik di dalam hati nuraninya (BIS).
Dituntut
pertanggug jawaban. Pelayanan adalah sebuah tanggung jawab. Tuhan memberi
pelayanan dengan kemurahan-Nya, Ia mempercayai kita untuk mengelolah pelayanan,
Tapi mengharapkan tanggung jawab dari kita. Suatu penilaian yang murni, Penilaian
tanpa kepalsuan karena Dipertimbangkan dihadapan Allah, Dinilai dari hati
nurani. Bukan penilaian manusia secara
kasat mata. Rasul Paulus mengharapkan penilaian yang otentik, Bukan penilaian
kemanusiaan semata Dengan artian bahwa Ia yakin bahwa apa yang sudah
dilakukannya didalam pelayanan dapat dipertanggungjawabkan. sejauh mana kita
melakukan tanggung jawab??? Apakah yang
sudah kita lakukan dapat kita pertanggungjawabkan?? Berhentilah berpusat pada
penilaian manusia, tentang apa kata orang tentang kita saat melakukan firman
Tuhan. tetapi marilah kita memandang kepada Tuhan dan berharap hanya pada
penilaian yang murni saja supaya kita tidak mudah tawar hati sekalipun pada
situasi yang memungkinkan kita pada keputusasaan sekalipun. Firman Tuhan
berkata : “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat (2 Kor.5:10).
----- Sekian----
TYM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar