Jumat, 27 Mei 2016

BELAJARLAH DARI YESUS

Belajarlah Dari Yesus
(bacaan: Fil.2:5-9)


5Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

            kita tahu bahwa Yesus adalah Allah (Bc. http://nosindruhuwau.blogspot.co.id/2016/05/siapakah-yesus-itu.html?m=1). Apa yang sudah kita buat setelah mengetahui bahwa Yesus adalah Allah???  lalu apakah dengan mengetahui hal itu maka anda mau mengasihi Dia??? Apakah anda mengidolakan Dia lebih dari apa yang anda idolakan di dunia ini? Ketika anda mengidolakan seseorang atau sesuatu, anda tentu meniru berbagai karakter yang ia miliki, bahkan dengan senang serta bangga hati mau mempublikasikanya ke orang lain terlebih lewat media sosial. Apakah anda melakukan lebih atau setidaknya hal yang sama kepada Yesus yang patut diidolakan??? wall medsos anda penuh dengan kata-kata bijak motifasi sekalian gambar orang-orang yang terkenal itu. Hal itu sangat baik sekali, karena mungkin kata-kata mereka begitu penting serta memberi sumbangan pada hidup anda.
            Bagaimana dengan Yesus yang anda percayai sebagai Allah. benarkah Ia telah memberi sumbangan dalam hidup anda. Benarkah anda sudah menikmati karya-Nya yang besar itu untuk melepaskan saudara dari penghukuman kekal karena dosa??? benarkah saudara mau mengikut Dia? Bila benar berarti bahwa anda sungguh yakin bangga bahwa setiap kata yang keluar dari mulut-Nya untuk menuntun hidup anda, memulihkan hidup anda, menyempurnakan hidup anda, dan tidak untuk merusak kebutuhan hidup anda yang sesungguhnya???.
Apakah anda sudah melakukan lebih atau setidaknya hal sama kepada Yesus seperti anda mengidolakan seseorang yang luar biasa di dunia ini...??
Dalam tulisan seorang hamba Tuhan yang bernama Chriswell ia berkata: William H. Leckey, seorang sejarawan sekuler yang terkenal. Leckey bukanlah orang yang mempercayai iman kristen, tetapi dalam bukunya yang berjudul History of European Morals ia menuliskan bahwa karakter Yesus bukan hanya sebagai patron yang tertinggi untuk kehidupan, tetapi ia juga mengatakan bahwa selama kurang lebih tiga tahun melayani dalam hidup-Nya, Ia memiliki karakter dan moral yang lebih dari karakter dan moral semua filsuf dan guru-guru moral. Apakah anda tidak cukup bangga dengan Yesus??? Belajarlah kepada Yesus.
            Teks Alkitab di atas tadi adalah dasar kita untuk belajar kepada Yesus. Pada ayatnya yang ke-5 demikian bunyi firman Tuhan: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,. Ayat ke-5 ini dalam terjemahan BIS demikian bunyinya: “BISHendaklah kalian berjiwa seperti Yesus Kristus”.  seperti apakah Yesus???

1.      Rendah Hati
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (Fil. 2:6)
            Yesus adalah gambar wujud Allah. tidak seorangpun dapat melihat Allah. Kristus adalah penyataan diri Allah bagi manusia. Yesus adalah Allah. Yesus adalah pencipta segala sesuatu, Kristus adalah penguasa segala sesuatu. Sekalipun Yesus memiliki otoritas tertinggi dari segala sesuatu namun Ia rendah hati. Yesus rela menjadi orang miskin ketika Ia turun ke dunia, Yesus rela ditolak dipenginapan, Yesus rela dihina bahkan diludahi. Sesuatu yang tidak pantas dilakukan kepada seorang yng begitu mulia, bahkan lebih mulia dari semua penguasa dunia yang termulia.  Yesus tidak mempertahankan Keallahan-Nya. pada ayat-6 ini dalam terjemahan FHYH bunyinya demikian:I_FAYHyang tidak menuntut dan tidak tetap berpegang kepada hak-hak-Nya sebagai Allah, meskipun sebenarnya Dia Allah”.
            Sebagai orang percaya, kita mengakui diri sebagai pengikut Kristus. namun apakah kita memiliki kerendahan hati seperti yang kristus punya?. Kita seringkali mudah marah, mudah tersinggung, susah mengasihi, karena kita tidak mau menanggalkan kemuliaan yang tidak seberapa yang ada pada kita. Kita bersikeras mempertahankannnya. Kita ingin disanjung, kita ingin dihormati, kita ingin dihargai sekalipun tidak ada orang yang bisa mengurangi harga diri yang ada pada kita. Kita lupa bahwa Yesus yang begitu mulia saja tidak mempertahankan hak-hak-Nya sebagai Allah supaya orang-orang dapat memperlakukan Dia sebagai Allah.
            Yesus sungguh tidak egois, Yesus mengosongkan (ἐκένωσεν) diri-Nya.” melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (ay. Ke-7).  Kata mengosongkan tidak berarti Keilahianya luntur, melainkan ada pembatasan dari dalam praktek. Seperti dalam ayat ke-6 tadi bahwa Ia tidak mempertahankan keallahan-Nya. hal yang sama juga bukan berarti bahwa anda harus meniadakan jabatan anda, titel anda, dan berbagai kelebihan anda. Yang perlu kita lakukan adalah tidak menjadikan semuanya itu sebagai hambatan untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi Allah. 
Yesus tidak lahir di istana, Yesus tidak lahir sebagai orang kaya. Yesus benar-benar rendah hati. Allah yang kekal dan tidak mengenal batas waktu telah membatasi diri-Nya di dalam waktu manusia. Yesus menjadi seorang Hamba untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. bagaimana dengan saudara??? Sudahkan anda belajar rendah hati???

2.      Taat kepada kehendak Allah
            Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Fil. 2:8)
            Yesus taat sampai mati. Ya, Yesus menghabiskan waktu hidupnya sebagai manusia hanya untuk mengabdi pada kehendak Allah.  keinginan manusiawinya selalu ada, tetapi Ia lebih memilih menaklukkan semua itu di bawah kehendak Allah. Yesus pernah lapar, haus, menangis bahkan hampir-hampir putus asa sebagai seorang manusia. Kita juga tak lupa ketika detik-detik penangkapan-Nya, Yesus berkata: sekiranya mungkin biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku atau dengan kata lain sekiranya mungkin biarlah penderitaan ini lalu dari pada-Ku. Betapa malangnya hidup kita sebagai orang percaya sekarang bila penderitaan itu tidak dijalankan oleh Yesus bagi kita, kita tidak pernah akan memiliki pengharapan akan sorga yang mulia itu.  Yesus memilih taat dan selalu mengutamakan kehendak Allah dan karena itu saat ini kita dilepaskan dari ketakutan akan penghukuman karena dosa itu. 
Banyak orang kristen akhir-akhir ini, menderita sedikit, sakit sedikit lalu mulai meragukan kasih Allah dalam hidup mereka. mereka tidak benar-benar mengabdi kepada kehendak Allah.  mereka berusaha bahkan memaksa berdoa supaya dilepaskan dari masalah dan penderitaan, mereka tidak memilih menyerahkan masalah dan penderitaan mereka di bawah kehendak Tuhan. ketika penyakit dan masalah tak kunjung berakhir dalam hidup mereka, mereka mulai menyalahkan dan mepertanyakan keberadaan Tuhan dalam hidup mereka. seharusnya kita sebagai orang percaya menyerahkan hidup pada kehendak Tuhan tentang apa saja yang ingin dilakukan-Nya terjadi di dalam hidup kita. Kita tidak boleh bersungut-sungut. Hidup kita sebagai orang percaya semestinya untuk memuliakan nama-Nya. 
            Salahkah meminta kesembuhan kepada Tuhan, kekayaan kepada Tuhan dll, tentu tidak. Yang salah adalah ketika kita memaksa-Nya untuk mengabulkan permintaan kita. Kita tidak menyerahkan permintaan kita pada kehendak Tuhan. dan tentu kehendak Tuhan adalah yang terbaik bagi kita yang mengasihi Dia. Tapi kalau kita berdoa seolah-olah memaksa, hal itu bukan lagi sebagai sebuah permohonan melainkan perintah. Kita yang mulai memerintahkan Allah bukan kita yang diperintahkan oleh Allah.
            Yesus taat sampai mati untuk mengerjakan kehendak Allah. “Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yoh 4:34). Yesus menyelesaikan pekerjaan Allah. Yesus benar-benar taat. Yesus taat Bukan karena tidak ada yang mengecewakan. Secara ,manusia banyak yang mengecewakan di dalam hidup-Nya. Ia tidak diterima dari tempat asal-Nya (Bc.Mat.13:57,58), Ia dikhianati oleh orang yang dekat dengan Dia (Bc.Yoh.18:15), Ia difitnah dan lain-lain (Bc.Mat.26:59). Dan hal yang sungguh keterlaluan lagi “Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?" (Luk 22:64), mereka main tebak-tebakkan untuk menghinan-Nya.
Apakah orang kristen yang sakit dan menderita menandakan bahwa dia tidak disertai Tuhan? tidak. Paulus sakit dan tidak disembuhkan, Musa susah berbicara dan tidak juga disembuhkan, tapi benarkah mereka tidak disertai Tuhan?? justru kita melihat bagaimana Allah bekerja di dalam hidup mereka secara luar biasa. Allah selalu menjadi kekuatan dan pembela mereka menghadapi musuh-musuh mereka yang selalu berusaha menyerang. Yang paling penting adalah apakah lewat hidup benar-benar kita biarkan untuk dipakai oleh-Nya.
Bagaimana dengan saudara??? Apakah anda tetap memilih taat sekalipun ada sesuatu yang mengecewakan hidup anda???
Kita memilih taat kepada Tuhan bukan karena langkah kita dibuat mulus dan manis tapi karena iman dan cinta kita akanTuhan.

3.      Memberi Nilai bagi orang lain
            Yesus merendahkan diri-Nya, taat sampai mati karena Ia memiliki tujuan yang baik bagi kita umat-Nya yang percaya. Supaya kita yang percaya dibebaskan dari penghukuman dosa. Kematian-Nya adalah kepentingan umat. Oleh penderitaan-Nya kita menjadi sembuh dari penyakitdosa. Kita dipulihkan oleh Dia. Kita dibersihkan oleh darah penderitaan-Nya di atas kayu salib. Ia yang tidak mengenal dosa telah memikul dosa kita. Ia yang mulia telah direndahkan karena kita.
            Apakah kita memiliki hati seperti Yesus ini??? Bukankah penderitaan-Nya adalah teladan yang sempurna yang tidak dapat dilakukan oleh manusia manapun di dunia ini?? Yesus adalah terang.  Dan Ia mau menerangi setiap langkah kita yang ingin mengikuti Dia. Ia menambah nilai yang baik dan mulia dalam hidup kita. Sudahkah kita memberi nilai yang baik bagi orang lain??? ataukah kita masih sibuk entah bagaimana caranya supaya tidak kalah saing dengan orang lain??? hal itu tidak salah selagi tidak membawa kita pada rasa dengki dan iri hati. Kita susah simpati dan empati kepada orang lain karena tidak ada keinginan membangun orang lain, kita hanya sibuk mementingkan diri sendiri. kita tidak bisa melihat orang punya baju baru, motor baru dan beberapa yang baru lainya. Kita mudah sekali mencuriga orang lain yang sebenarnya kecurigaan itu tidak menambahkan apa-apa pada diri kita. Mari periksa kerohanian kita... Rasul Paulus berkata pada ayat ke-4 “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Fil. 2:4).
            Apa yang membuat kita susah simpati dan empati kepada orang lain?? merasa kurang berharga karena orang lain lebih maju?? atau karena kita lebih terbiasa ingin dikenal sebagai orang yang baik di hadapan manusia. Ingat, sikap seperti itu hanya menyusahkan hidup kita. Karena kita akan susah mengekspresikan diri kita yang sesungguhnya. Kita akan lebih memilih menjadi robot dari pada menjadi manusia yang seutuhnya.
ketika kita menjadi orang yang peduli kepada orang lain, maka Tuhan sendirilah yang akan meninggikan kehidupan kita. Musa yang peduli dengan umat daripada nyawanya sendiri mendapat penghargaan dari Tuhan. dan Alkitab menyebutnya sebagi seorang yang sangat lembut hatinya melebihi setiap manusia yang ada di  muka bumi (Bil.12:3). Sekalipun kita tahu bahwa Ia begitu menderita karena orang lain. dan Yesus Tuhan Allah kita telah merendahkan diri-Nya, taat sampai mati menjadi seorang hamba alias budak karena kepedulian-Nya kepada kita yang hina dan berdosa ini.  Namun Sekalipun Yesus telah direndahkan di bumi tapi Ia ditinggikan oleh Bapa di sorga. Firman Tuhan berkata
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. (Fil. 2:8-9).


Orang Percaya harus belajar dari Yesus. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar