Belajarlah
Dari Yesus
(bacaan: Fil.2:5-9)
5Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, 6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia. 8Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
kita tahu bahwa Yesus adalah
Allah (Bc. http://nosindruhuwau.blogspot.co.id/2016/05/siapakah-yesus-itu.html?m=1). Apa yang sudah kita buat setelah mengetahui bahwa Yesus adalah
Allah??? lalu apakah dengan mengetahui
hal itu maka anda mau mengasihi Dia??? Apakah anda mengidolakan Dia lebih dari
apa yang anda idolakan di dunia ini? Ketika anda mengidolakan seseorang atau
sesuatu, anda tentu meniru berbagai karakter yang ia miliki, bahkan dengan
senang serta bangga hati mau mempublikasikanya ke orang lain terlebih lewat
media sosial. Apakah anda melakukan lebih atau setidaknya hal yang sama kepada
Yesus yang patut diidolakan??? wall medsos anda penuh dengan kata-kata bijak motifasi
sekalian gambar orang-orang yang terkenal itu. Hal itu sangat baik sekali,
karena mungkin kata-kata mereka begitu penting serta memberi sumbangan pada
hidup anda.
Bagaimana
dengan Yesus yang anda percayai sebagai Allah. benarkah Ia telah memberi
sumbangan dalam hidup anda. Benarkah anda sudah menikmati karya-Nya yang besar
itu untuk melepaskan saudara dari penghukuman kekal karena dosa??? benarkah
saudara mau mengikut Dia? Bila benar berarti bahwa anda sungguh yakin bangga
bahwa setiap kata yang keluar dari mulut-Nya untuk menuntun hidup anda,
memulihkan hidup anda, menyempurnakan hidup anda, dan tidak untuk merusak
kebutuhan hidup anda yang sesungguhnya???.
Apakah anda sudah melakukan lebih atau
setidaknya hal sama kepada Yesus seperti anda mengidolakan seseorang yang luar
biasa di dunia ini...??
Dalam tulisan seorang hamba Tuhan yang
bernama Chriswell ia berkata: William H. Leckey, seorang sejarawan sekuler yang
terkenal. Leckey bukanlah orang yang mempercayai iman kristen, tetapi dalam
bukunya yang berjudul History of European Morals ia
menuliskan bahwa karakter Yesus bukan hanya sebagai patron yang tertinggi untuk
kehidupan, tetapi ia juga mengatakan bahwa selama kurang lebih tiga tahun
melayani dalam hidup-Nya, Ia memiliki karakter dan moral yang lebih dari
karakter dan moral semua filsuf dan guru-guru moral. Apakah anda tidak cukup
bangga dengan Yesus??? Belajarlah kepada Yesus.
Teks
Alkitab di atas tadi adalah dasar kita untuk belajar kepada Yesus. Pada ayatnya
yang ke-5 demikian bunyi firman Tuhan: “Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus,. Ayat ke-5 ini dalam terjemahan BIS demikian bunyinya:
“BISHendaklah kalian berjiwa
seperti Yesus Kristus”. seperti
apakah Yesus???
1.
Rendah Hati
yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, (Fil. 2:6)
Yesus adalah gambar wujud Allah.
tidak seorangpun dapat melihat Allah. Kristus adalah penyataan diri Allah bagi
manusia. Yesus adalah Allah. Yesus adalah pencipta segala sesuatu, Kristus
adalah penguasa segala sesuatu. Sekalipun Yesus memiliki otoritas tertinggi
dari segala sesuatu namun Ia rendah hati. Yesus rela menjadi orang miskin
ketika Ia turun ke dunia, Yesus rela ditolak dipenginapan, Yesus rela dihina
bahkan diludahi. Sesuatu yang tidak pantas dilakukan kepada seorang yng begitu
mulia, bahkan lebih mulia dari semua penguasa dunia yang termulia. Yesus tidak mempertahankan Keallahan-Nya.
pada ayat-6 ini dalam terjemahan FHYH bunyinya demikian: “I_FAYHyang
tidak menuntut dan tidak tetap berpegang kepada hak-hak-Nya sebagai Allah,
meskipun sebenarnya Dia Allah”.
Sebagai orang percaya, kita mengakui
diri sebagai pengikut Kristus. namun apakah kita memiliki kerendahan hati
seperti yang kristus punya?. Kita seringkali mudah marah, mudah tersinggung,
susah mengasihi, karena kita tidak mau menanggalkan kemuliaan yang tidak
seberapa yang ada pada kita. Kita bersikeras mempertahankannnya. Kita ingin
disanjung, kita ingin dihormati, kita ingin dihargai sekalipun tidak ada orang
yang bisa mengurangi harga diri yang ada pada kita. Kita lupa bahwa Yesus yang
begitu mulia saja tidak mempertahankan hak-hak-Nya sebagai Allah supaya
orang-orang dapat memperlakukan Dia sebagai Allah.
Yesus sungguh tidak egois, Yesus
mengosongkan (ἐκένωσεν) diri-Nya.” melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (ay. Ke-7).
Kata mengosongkan tidak berarti Keilahianya
luntur, melainkan ada pembatasan dari dalam praktek. Seperti dalam ayat ke-6
tadi bahwa Ia tidak mempertahankan keallahan-Nya. hal yang sama juga bukan
berarti bahwa anda harus meniadakan jabatan anda, titel anda, dan berbagai
kelebihan anda. Yang perlu kita lakukan adalah tidak menjadikan semuanya itu
sebagai hambatan untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi Allah.
Yesus tidak
lahir di istana, Yesus tidak lahir sebagai orang kaya. Yesus benar-benar rendah
hati. Allah yang kekal dan tidak mengenal batas waktu telah membatasi diri-Nya
di dalam waktu manusia. Yesus menjadi seorang Hamba untuk menyelamatkan setiap
orang yang percaya kepada-Nya. bagaimana dengan saudara??? Sudahkan anda
belajar rendah hati???
2.
Taat
kepada kehendak Allah
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Fil. 2:8)
Yesus
taat sampai mati. Ya, Yesus menghabiskan waktu hidupnya sebagai manusia hanya
untuk mengabdi pada kehendak Allah.
keinginan manusiawinya selalu ada, tetapi Ia lebih memilih menaklukkan
semua itu di bawah kehendak Allah. Yesus pernah lapar, haus, menangis bahkan
hampir-hampir putus asa sebagai seorang manusia. Kita juga tak lupa ketika
detik-detik penangkapan-Nya, Yesus berkata: sekiranya mungkin biarlah cawan ini
lalu dari pada-Ku atau dengan kata lain sekiranya mungkin biarlah penderitaan
ini lalu dari pada-Ku. Betapa malangnya hidup kita sebagai orang percaya
sekarang bila penderitaan itu tidak dijalankan oleh Yesus bagi kita, kita tidak
pernah akan memiliki pengharapan akan sorga yang mulia itu. Yesus memilih taat dan selalu mengutamakan
kehendak Allah dan karena itu saat ini kita dilepaskan dari ketakutan akan
penghukuman karena dosa itu.
Banyak orang kristen akhir-akhir ini,
menderita sedikit, sakit sedikit lalu mulai meragukan kasih Allah dalam hidup
mereka. mereka tidak benar-benar mengabdi kepada kehendak Allah. mereka berusaha bahkan memaksa berdoa supaya
dilepaskan dari masalah dan penderitaan, mereka tidak memilih menyerahkan
masalah dan penderitaan mereka di bawah kehendak Tuhan. ketika penyakit dan
masalah tak kunjung berakhir dalam hidup mereka, mereka mulai menyalahkan dan
mepertanyakan keberadaan Tuhan dalam hidup mereka. seharusnya kita sebagai
orang percaya menyerahkan hidup pada kehendak Tuhan tentang apa saja yang ingin
dilakukan-Nya terjadi di dalam hidup kita. Kita tidak boleh bersungut-sungut.
Hidup kita sebagai orang percaya semestinya untuk memuliakan nama-Nya.
Salahkah
meminta kesembuhan kepada Tuhan, kekayaan kepada Tuhan dll, tentu tidak. Yang
salah adalah ketika kita memaksa-Nya untuk mengabulkan permintaan kita. Kita
tidak menyerahkan permintaan kita pada kehendak Tuhan. dan tentu kehendak Tuhan
adalah yang terbaik bagi kita yang mengasihi Dia. Tapi kalau kita berdoa
seolah-olah memaksa, hal itu bukan lagi sebagai sebuah permohonan melainkan
perintah. Kita yang mulai memerintahkan Allah bukan kita yang diperintahkan
oleh Allah.
Yesus
taat sampai mati untuk mengerjakan kehendak Allah. “Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yoh 4:34). Yesus menyelesaikan pekerjaan Allah. Yesus benar-benar taat. Yesus taat Bukan
karena tidak ada yang mengecewakan. Secara ,manusia banyak yang mengecewakan di
dalam hidup-Nya. Ia tidak diterima dari tempat asal-Nya (Bc.Mat.13:57,58), Ia
dikhianati oleh orang yang dekat dengan Dia (Bc.Yoh.18:15), Ia difitnah dan
lain-lain (Bc.Mat.26:59). Dan hal yang sungguh keterlaluan lagi “Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah
katakan siapakah yang memukul Engkau?" (Luk 22:64), mereka main tebak-tebakkan untuk
menghinan-Nya.
Apakah orang kristen yang sakit dan
menderita menandakan bahwa dia tidak disertai Tuhan? tidak. Paulus sakit dan
tidak disembuhkan, Musa susah berbicara dan tidak juga disembuhkan, tapi
benarkah mereka tidak disertai Tuhan?? justru kita melihat bagaimana Allah
bekerja di dalam hidup mereka secara luar biasa. Allah selalu menjadi kekuatan
dan pembela mereka menghadapi musuh-musuh mereka yang selalu berusaha menyerang.
Yang paling penting adalah apakah lewat hidup benar-benar kita biarkan untuk
dipakai oleh-Nya.
Bagaimana dengan saudara??? Apakah anda
tetap memilih taat sekalipun ada sesuatu yang mengecewakan hidup anda???
Kita memilih taat kepada Tuhan bukan
karena langkah kita dibuat mulus dan manis tapi karena iman dan cinta kita
akanTuhan.
3.
Memberi Nilai bagi orang lain
Yesus merendahkan diri-Nya, taat
sampai mati karena Ia memiliki tujuan yang baik bagi kita umat-Nya yang percaya.
Supaya kita yang percaya dibebaskan dari penghukuman dosa. Kematian-Nya adalah
kepentingan umat. Oleh penderitaan-Nya kita menjadi sembuh dari penyakitdosa.
Kita dipulihkan oleh Dia. Kita dibersihkan oleh darah penderitaan-Nya di atas
kayu salib. Ia yang tidak mengenal dosa telah memikul dosa kita. Ia yang mulia
telah direndahkan karena kita.
Apakah kita memiliki hati seperti
Yesus ini??? Bukankah penderitaan-Nya adalah teladan yang sempurna yang tidak
dapat dilakukan oleh manusia manapun di dunia ini?? Yesus adalah terang. Dan Ia mau menerangi setiap langkah kita yang
ingin mengikuti Dia. Ia menambah nilai yang baik dan mulia dalam hidup kita.
Sudahkah kita memberi nilai yang baik bagi orang lain??? ataukah kita masih
sibuk entah bagaimana caranya supaya tidak kalah saing dengan orang lain??? hal
itu tidak salah selagi tidak membawa kita pada rasa dengki dan iri hati. Kita
susah simpati dan empati kepada orang lain karena tidak ada keinginan membangun
orang lain, kita hanya sibuk mementingkan diri sendiri. kita tidak bisa melihat
orang punya baju baru, motor baru dan beberapa yang baru lainya. Kita mudah
sekali mencuriga orang lain yang sebenarnya kecurigaan itu tidak menambahkan apa-apa pada diri
kita. Mari periksa kerohanian kita... Rasul Paulus berkata pada ayat ke-4 “dan janganlah tiap-tiap orang
hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”. (Fil. 2:4).
Apa yang membuat kita susah simpati
dan empati kepada orang lain?? merasa kurang berharga karena orang lain lebih
maju?? atau karena kita lebih terbiasa ingin dikenal sebagai orang yang baik di
hadapan manusia. Ingat, sikap seperti itu hanya menyusahkan hidup kita. Karena
kita akan susah mengekspresikan diri kita yang sesungguhnya. Kita akan lebih
memilih menjadi robot dari pada menjadi manusia yang seutuhnya.
ketika kita menjadi
orang yang peduli kepada orang lain, maka Tuhan sendirilah yang akan
meninggikan kehidupan kita. Musa yang peduli dengan umat daripada nyawanya
sendiri mendapat penghargaan dari Tuhan. dan Alkitab menyebutnya sebagi seorang
yang sangat lembut hatinya melebihi setiap manusia yang ada di muka bumi (Bil.12:3). Sekalipun kita tahu
bahwa Ia begitu menderita karena orang lain. dan Yesus Tuhan Allah kita telah
merendahkan diri-Nya, taat sampai mati menjadi seorang hamba alias budak karena
kepedulian-Nya kepada kita yang hina dan berdosa ini. Namun Sekalipun
Yesus telah direndahkan di bumi tapi Ia ditinggikan oleh Bapa di sorga. Firman
Tuhan berkata
“Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama. (Fil. 2:8-9).
Orang
Percaya harus belajar dari Yesus. Amin