Kasih
bukan berbicara mengenai apa yang kita berikan. Kasih juga Bukan berbicara
seberapa besar pemberian kita Atau seberapa besar pengorbanan kita. Kasih itu
berbicara tentang hati. Hati yang telah dibaharui oleh Roh kudus yang meliputi
kemurnian dan kesucian, dan di dalamnya menguasai setiap motivasi kita. Rasul Paulus berkata: “3Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada
padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. 4Kasih itu
sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan
tidak sombong. 5Ia tidak melakukan yang tidak sopan (tidak wajar,
tidak patut) dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain. 6Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 7Ia
menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Kor.13:3-7). Setiap pengorbanan atau pemberian kita adalah hanya
sebagian tindakan nyata dari yang ada di dalam hati. Orang yang berkorban belum
tentu mengasihi tetapi orang yang mengasihi pasti dia akan berkorban. Kasih
tidak dapat diukur karena orang itu berbahasa manis atau keras. Bahasa yang manis bukanlah ukuran yang
menandakan bahwa orang itu rohaniawan karena hal itu bisa saja terjadi karena
kepicikan. meski bukan berarti bahwa semua orang yang bermulut manis itu picik. (Bc.Rom. 16:18). Bahasa
yang keras bukanlah ukuran yang menandakan bahwa orang itu jahat (tidak punya
kasih), karena itu bisa saja terjadi karena kasihnya. Meski tidak semua orang
yang bermulut keras karena kasih, ada yang melakukanya karena kebodohan,
menuruti nafsu daging (amarah), dan tanpa pengenalan akan Allah. karena itu tidak
selamanya orang harus menggunakan bahasa manis dan tidak selamanya orang harus
menggunakan bahasa yang keras. Jika kita
selalu tunduk pada pimpinan Roh Kudus dan firman-Nya pasti kita akan mampu
membedakan dan menempatkan keduanya.
Judul renungan ini berbicara tentang “pentingnya saling mengasihi
sebagai saudara seiman”.
Pentingnya Saling Mengasihi (Bacaan 1 Yoh.3:11-18)
Mengapa
pentingnya saling mengasihi?
1. Amanat
Kristus
Ayat 11 sebab berita yang disampaikan kepada
kita sejak semula ialah bahwa kita harus saling mengasihi. Rasul Yohanes mengingatkan jemaat tentang
perintah Yesus kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus saling mengasihi. Pesan
yang disampaikan Rasul Yohanes ini adalah Berita yang menunjuk pada ucapan
Tuhan Yesus secara khusus kepada waktu masih bersama-sama dengan
murid-murid-Nya di bumi “ 34Aku
memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.35Dengan
demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau
kamu saling mengasihi." (Yoh.13:34-35). Tujuan amanat Kristus ini supaya
semua orang tahu bahwa kita murid-murid-Nya.
Dalam amanat ini digaskan bahwa kita harus saling mengasihi. Kata “Harus”
berarti wajib. Ini bukan saja ajakan tetapi perintah yang tidak boleh ditolak,
jadi mau tidak mau, suka tidak suka, nyaman tidak nyaman, tetap harus
dilakukan. ini adalah perintah. Seorang hamba
atau murid yang sejati tidak ada alasan untuk tidak taat melakukan apa yang
diperintah oleh guru atau tuannya. Amanat
untuk saling mengasihi ini tidak kalah penting dengan amanat penginjilan. kita tidak dapat menunjukkan kasih kepada
dunia sebelum kita menunjukkan kasih kepada saudara seiman kita. mengapa? Karena hanya dunia yang membenci
anak-anak terang. Perhatikan dalam ayat
12 ini “bukan seperti Kain, yang berasal
dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya?
Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. 13Janganlah
kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Dunia yang dimaksud disini adalah mereka yang
tidak mengenal Allah dengan benar. dunia menunjuk kepada manusia yang penuh
dengan kejahatan dan kekerasan. Hanya dunia
yang membenci murid-murid Kristus. Hal ini sejalan dengan peringatan Tuhan
Yesus kepada murid-murid-Nya bahwa: "Jikalau
dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari
pada kamu (Yoh.15:18) .1"Semuanya ini Kukatakan kepadamu,
supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 2Kamu akan dikucilkan,
bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka
bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 3Mereka akan berbuat demikian,
karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. 4Tetapi semuanya
ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku
telah mengatakannya kepadamu."Yoh.16:1-4. Maka tidak jarang banyak orang Kristen KTP
menyembunyikan identitasnya karena takut akan di tolak. Bahkan Kebenaranpun sudah tidak lagi
disampaikan dengan terang-terangan di depan umum.
Kembali
ke fokus utama kita yaitu mengasihi saudara seiman kita. Harus kita akui bahwa memang
mengasihi orang yang dekat dengan kita lebih terasa sakit daripada mengasihi
orang lain. maksudnya adalah ketika
orang yang menyakiti kita adalah orang yang terdekat, yang kita kenal, keluarga
sendiri, maka itu akan lebih terasa sakit daripada orang-orang yang sama sekali
tidak kita kenal. Begitu pula di dalam
hubungan sebagai keluarga kerajaan Allah selama kita masih menumpang di bumi
yang fana ini. Namun demikian kita harus tetap saling mengasihi. Orang percaya harus saling mengasihi Karena itu
adalah perintah yang wajib dilakukan. Kita wajib mengasihi saudara seiman kita
karena mereka adalah sasaran penebusan Kristus, Kristus mati untuk mereka. Sebuah
lagu “inilah yang kupunya hati sebagi Hamba”
2. Karya
Kristus
Ayat 14 Kita tahu, bahwa kita sudah
berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara
kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. kita tidak dapat
menilai dengan pasti bahwa orang lain hidup di dalam Kristus, namun kita dapat
menilai diri kita dengan pasti bahwa kita benar-benar tinggal di dalam Kristus. Rasul Yohanes berkata bahwa tanda bahwa kita
benar-benar telah berpindah dari maut ke dalam hidup ketika kita mempraktekan
kasih. Dengan mempraktekan kasih kepada
saudara seiman kita maka kita dapat memastikan bahwa kita benar-benar menikmati
Karya Kristus. kita benar-benar
menikmati pengorbanan Kristus, kita
benar-benar menikmati Kasih-Nya, Sebab
karena Karya-Nya kita tlah di selamatkan dari penghukuman “1Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 2Roh,
yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan
hukum maut. 3Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat
karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan
mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai
dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
(Rm.8:1-3).
Jika kita benar-benar menikmati
Kasih Kristus, maka kasih itulah yang akan memampukan kita untuk mengasihi
saudara kita. Karena Yesus mati untuk sahabat-sahabat-Nya,
orang-orang beriman adalah sahabat-sahabat Kristus. sahabat-sahabat Kristus adalah
objek dari kasih Kristus. Yesus mengasihi kita maka kita juga harus saling mengasihi.
Kita tidak dapat menuntut orang lain untuk
mengasihi kita tapi kita dapat menuntut diri kita sendiri mengasihi orang lain
sebagai tanda bahwa kita benar-benar menikmati Kasih Kristus itu. hal
ini sejalan dengan nasehat Rasul Yohanes pada ayat 15: “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh
manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki
hidup yang kekal di dalam dirinya”. Membenci
disini berasal dari kata kerja partisip, present aktif bisa berarti menyimpan
amarah, pendendam. Hal ini juga berarti
bahwa seorang murid Kristus tidak boleh menyimpan amarah dan dendam kepada
saudara seiman. Dengan mengasihi, dunia
tahu bahwa kita murid-murid Kristus sekaligus kita tahu bahwa kita benar-benar
menikmati Kristus. Kasih adalah buah hidup
seorang murid Kristus. mari renungkan
perkataan Yesus di bawah ini:
9"Seperti Bapa telah mengasihi
Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku
itu. 10Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah
Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11Semuanya
itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu
menjadi penuh. 12Inilah
perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi
kamu. 13Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau
kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
15Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu,
apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku
telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
Bapa-Ku. 16Bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu,
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang
kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang
lain."
3. Teladan
Kristus
Ayat 16: “Demikianlah kita ketahui kasih
Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun
wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.”. di point kedua tadi, telah disinggung bahwa
murid-murid Kristus adalah objek dari kasih Kristus. Yesus mati untuk sahabat-sahabat-Nya (Yoh.15:13). Maka kita juga wajib mengasihi saudara
seiman kita. dalam point ke-tiga, Kristus bukan saja
memberi perintah kepada kita namun Kristus juga telah memberi teladan kepada
kita. kasih kita adalah pantulan dari kasih
Kristus yang terpancar dalam hidup kita. Selanjutnaya Rasul Yohanes berakta: “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan
melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?”. ay 17 ini mengartikan kepada kita bahwa mustahil
kita benar-benar telah menikmati kasih Kristus jika tidak ada bukti yang
menunjukan hal itu. kasih itu bukan sekedar perkataan , orang
bisa saja mengumumkan kasih namun tidak benar-benar memiliki kasih itu. Pengorbanan Kristus bagi kita adalah salah satu
teladan yang harus meresap dalam hati kita karena kematian-Nya adalah bukti
bahwa Allah sangat mengasihi umat-Nya (bc.Yoh.3:16). Rasul Petrus berkata bahwa: “Sebab untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” (1Pe 2:21). Hal ini sejalan dengan maksud dan
alsan dari amanat Tuhan Yesus: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling
mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu (Yoh 15:12 ). Pengorbanan Kristus adalah bukti yang nyata
bahwa Ia sangat mengasihi kita dan Ia tidak ingin seorangpun binasa (Bc. 2 Pet.3:9). Kasih menyempurnakan iman kita “5Justru
karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada
imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, 6dan kepada
pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada
ketekunan kesalehan, 7dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara,
dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. 8Sebab
apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya
menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
(2 Pet.1:5-8).
Tanpa bukti atau buah yang nyata dari
kasih maka sama berarti pada hakekatnya seseorang itu tidak memiliki iman. Mari kita perhatikan nasehat Rasul Yakobus ini: 14Apakah gunanya,
saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia
tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 15Jika
seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan
sehari-hari. 16dan seorang
dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan
makanlah sampai kenyang!," tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang
perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? 17Demikian juga halnya
dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati.(Yak.2:14-17)
Jadi, Kebajikan dan pengorbanan serta pengampunan yang kita
berikan kepada orang lain terlebih saudara seiman pada hakekatnya merupakan
buah dari kasih yang ada pada kita karena iman kita yang hidup itu. Kasih Kristus adalah fokus utama kita untuk
mempraktekan kasih kepada orang lain. Kristus telah menunjukkan kasih-Nya
kepada Kita maka kita juga harus tahu untuk mengasihi saudara seiman kita.
Ayat 18 Rasul Yohanes berkata: “Anak-anakku,
marilah kita mengasihi
bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar