Selasa, 12 Januari 2016

Pentingnya Saling Mengasihi

Pendahuluan
            Kasih bukan berbicara mengenai apa yang kita berikan. Kasih juga Bukan berbicara seberapa besar pemberian kita Atau seberapa besar pengorbanan kita. Kasih itu berbicara tentang hati. Hati yang telah dibaharui oleh Roh kudus yang meliputi kemurnian dan kesucian, dan di dalamnya menguasai setiap motivasi kita.  Rasul Paulus berkata: 3Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. 4Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 5Ia tidak melakukan yang tidak sopan (tidak wajar, tidak patut) dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 6Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.  7Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Kor.13:3-7).  Setiap pengorbanan atau pemberian kita adalah hanya sebagian tindakan nyata dari yang ada di dalam hati. Orang yang berkorban belum tentu mengasihi tetapi orang yang mengasihi pasti dia akan berkorban. Kasih tidak dapat diukur karena orang itu berbahasa manis atau keras.  Bahasa yang manis bukanlah ukuran yang menandakan bahwa orang itu rohaniawan karena hal itu bisa saja terjadi karena kepicikan. meski bukan berarti bahwa semua orang yang bermulut manis itu picik. (Bc.Rom. 16:18). Bahasa yang keras bukanlah ukuran yang menandakan bahwa orang itu jahat (tidak punya kasih), karena itu bisa saja terjadi karena kasihnya. Meski tidak semua orang yang bermulut keras karena kasih, ada yang melakukanya karena kebodohan, menuruti nafsu daging (amarah), dan tanpa pengenalan akan Allah. karena itu tidak selamanya orang harus menggunakan bahasa manis dan tidak selamanya orang harus menggunakan bahasa yang keras.  Jika kita selalu tunduk pada pimpinan Roh Kudus dan firman-Nya pasti kita akan mampu membedakan dan menempatkan keduanya.  Judul renungan ini berbicara tentang “pentingnya saling mengasihi sebagai saudara seiman”.

Pentingnya Saling Mengasihi (Bacaan 1 Yoh.3:11-18)

Mengapa pentingnya saling mengasihi?

1.      Amanat Kristus
            Ayat 11 sebab berita yang disampaikan kepada kita sejak semula ialah bahwa kita harus saling mengasihi.  Rasul Yohanes mengingatkan jemaat tentang perintah Yesus kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus saling mengasihi. Pesan yang disampaikan Rasul Yohanes ini adalah Berita yang menunjuk pada ucapan Tuhan Yesus secara khusus kepada waktu masih bersama-sama dengan murid-murid-Nya di bumi “ 34Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.35Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yoh.13:34-35). Tujuan amanat Kristus ini supaya semua orang tahu bahwa kita murid-murid-Nya.  Dalam amanat ini digaskan bahwa kita harus saling mengasihi. Kata “Harus” berarti wajib. Ini bukan saja ajakan tetapi perintah yang tidak boleh ditolak, jadi mau tidak mau, suka tidak suka, nyaman tidak nyaman, tetap harus dilakukan. ini adalah perintah.  Seorang hamba atau murid yang sejati tidak ada alasan untuk tidak taat melakukan apa yang diperintah oleh guru atau tuannya.  Amanat untuk saling mengasihi ini tidak kalah penting dengan amanat penginjilan.  kita tidak dapat menunjukkan kasih kepada dunia sebelum kita menunjukkan kasih kepada saudara seiman kita.  mengapa? Karena hanya dunia yang membenci anak-anak terang.  Perhatikan dalam ayat 12 ini “bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. 13Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.  Dunia yang dimaksud disini adalah mereka yang tidak mengenal Allah dengan benar. dunia menunjuk kepada manusia yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan.  Hanya dunia yang membenci murid-murid Kristus. Hal ini sejalan dengan peringatan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya bahwa: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu (Yoh.15:18) .1"Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 2Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 3Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. 4Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."Yoh.16:1-4.  Maka tidak jarang banyak orang Kristen KTP menyembunyikan identitasnya karena takut akan di tolak.  Bahkan Kebenaranpun sudah tidak lagi disampaikan dengan terang-terangan di depan umum.
            Kembali ke fokus utama kita yaitu mengasihi saudara seiman kita.  Harus kita akui bahwa memang mengasihi orang yang dekat dengan kita lebih terasa sakit daripada mengasihi orang lain.  maksudnya adalah ketika orang yang menyakiti kita adalah orang yang terdekat, yang kita kenal, keluarga sendiri, maka itu akan lebih terasa sakit daripada orang-orang yang sama sekali tidak kita kenal.  Begitu pula di dalam hubungan sebagai keluarga kerajaan Allah selama kita masih menumpang di bumi yang fana ini. Namun demikian kita harus tetap saling mengasihi.  Orang percaya harus saling mengasihi Karena itu adalah perintah yang wajib dilakukan. Kita wajib mengasihi saudara seiman kita karena mereka adalah sasaran penebusan Kristus, Kristus mati untuk mereka. Sebuah lagu “inilah yang kupunya hati sebagi Hamba”

2.      Karya Kristus
Ayat 14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.  kita tidak dapat menilai dengan pasti bahwa orang lain hidup di dalam Kristus, namun kita dapat menilai diri kita dengan pasti bahwa kita benar-benar tinggal di dalam Kristus.  Rasul Yohanes berkata bahwa tanda bahwa kita benar-benar telah berpindah dari maut ke dalam hidup ketika kita mempraktekan kasih.  Dengan mempraktekan kasih kepada saudara seiman kita maka kita dapat memastikan bahwa kita benar-benar menikmati Karya Kristus. kita benar-benar menikmati pengorbanan Kristus, kita benar-benar menikmati Kasih-Nya, Sebab karena Karya-Nya kita tlah di selamatkan dari penghukuman  “1Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 2Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 3Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, (Rm.8:1-3).
            Jika kita benar-benar menikmati Kasih Kristus, maka kasih itulah yang akan memampukan kita untuk mengasihi saudara kita.  Karena Yesus mati untuk sahabat-sahabat-Nya, orang-orang beriman adalah sahabat-sahabat Kristus. sahabat-sahabat Kristus adalah objek dari kasih Kristus. Yesus mengasihi kita maka kita juga harus saling mengasihi.  Kita tidak dapat menuntut orang lain untuk mengasihi kita tapi kita dapat menuntut diri kita sendiri mengasihi orang lain sebagai tanda bahwa kita benar-benar menikmati Kasih Kristus itu.  hal ini sejalan dengan nasehat Rasul Yohanes pada ayat 15: “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya”.  Membenci disini berasal dari kata kerja partisip, present aktif bisa berarti menyimpan amarah, pendendam.  Hal ini juga berarti bahwa seorang murid Kristus tidak boleh menyimpan amarah dan dendam kepada saudara seiman.  Dengan mengasihi, dunia tahu bahwa kita murid-murid Kristus sekaligus kita tahu bahwa kita benar-benar menikmati Kristus.  Kasih adalah buah hidup seorang murid Kristus.  mari renungkan perkataan Yesus di bawah ini:
9"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.  10Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.  11Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.  12Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.  14Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.  15Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.  16Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.  17Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

3.      Teladan Kristus
            Ayat 16: “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.”.  di point kedua tadi, telah disinggung bahwa murid-murid Kristus adalah objek dari kasih Kristus. Yesus mati untuk sahabat-sahabat-Nya (Yoh.15:13). Maka kita juga wajib mengasihi saudara seiman kita.  dalam point ke-tiga, Kristus bukan saja memberi perintah kepada kita namun Kristus juga telah memberi teladan kepada kita.  kasih kita adalah pantulan dari kasih Kristus yang terpancar dalam hidup kita.  Selanjutnaya Rasul Yohanes berakta: “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?”.  ay 17 ini mengartikan kepada kita bahwa mustahil kita benar-benar telah menikmati kasih Kristus jika tidak ada bukti yang menunjukan hal itukasih itu bukan sekedar perkataan , orang bisa saja mengumumkan kasih namun tidak benar-benar memiliki kasih itu.  Pengorbanan Kristus bagi kita adalah salah satu teladan yang harus meresap dalam hati kita karena kematian-Nya adalah bukti bahwa Allah sangat mengasihi umat-Nya (bc.Yoh.3:16).  Rasul Petrus berkata bahwa:  Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (1Pe 2:21).  Hal ini sejalan dengan maksud dan alsan dari amanat Tuhan Yesus: Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu (Yoh 15:12 ).  Pengorbanan Kristus adalah bukti yang nyata bahwa Ia sangat mengasihi kita dan Ia tidak ingin seorangpun binasa (Bc. 2 Pet.3:9).  Kasih menyempurnakan iman kita  5Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, 6dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 7dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. 8Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (2 Pet.1:5-8).
Tanpa bukti atau buah yang nyata dari kasih maka sama berarti pada hakekatnya seseorang itu tidak memiliki iman.  Mari kita perhatikan nasehat Rasul Yakobus ini: 14Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 15Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari.  16dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!," tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? 17Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.(Yak.2:14-17)
Jadi, Kebajikan dan  pengorbanan serta pengampunan yang kita berikan kepada orang lain terlebih saudara seiman pada hakekatnya merupakan buah dari kasih yang ada pada kita karena iman kita yang hidup itu.  Kasih Kristus adalah fokus utama kita untuk mempraktekan kasih kepada orang lain. Kristus telah menunjukkan kasih-Nya kepada Kita maka kita juga harus tahu untuk mengasihi saudara seiman kita.

Ayat 18 Rasul Yohanes berkata: “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar