Jangan
Galau Ya....
Susah Bersyukur ?? susah bahagia??
Merasa kuatir?? Cegalah dan obatilah...
Kebersyukuran
membuat manusia merasakan kepuasan hidup. Seseorang harus menemukan
alasan-alasan penting dalam hidupnya mengapa ia harus mensyukuri apa yang ia
terima, apa yang menjadi tanggung jawabnya dan mengapa ia harus bertanggung
jawab pada setiap tugas dan profesi yang ia jalani. Jika tidak maka kita tidak lebih dari orang
yang mati. Situasi-situasi yang
menyedihkan dan persoalan-persoalan hidup yang menyulitkan, kebersyukuran,
kebahagiaan tentu sikap yang tidak mudah kita tampilkan. Tetapi sebagai orang-orang
beriman kepada Kristus Yesus, kita harus punya alasan yang kuat mengapa kita
harus bersyukur. Tapi persoalanya adalah masih patutkah kita bersyukur jika
semuanya kelihatan suram, tidak seperti yang kita bayangkan, tidak seperti yang
kita dambakan???
Dunia semakin hari semakin ditumpuk
dengan berbagai pengetahuan. Dan
lagi-lagi kita tak dapat menyangkal bahwa semua itu bertujuan menemukan solusi-solusi
masalah kehidupan, mewujudkan kesejahteraan. Lebih menggeliti lagi apabila ilmu pengetahuan
mulai menyangkali Allah dan kebenaran-Nya. Sekalipun demikian kita juga
menyadari bahwa Kecepatan perkembangan ilmu penegtahuan tidak pernah dapat
membasmi persoalan-persoalan kehidupan manusia. Masalah-masalah dan
fenomena-fenomena yang meyedihkan malah semakin meningkat dalam skala kuantitas
dan kualitasnya di alam yang semakin modern ini.
Sebagai orang Kristen yang sejati
kita memerlukan perisai iman untuk menangkis pencobaan-pencobaan yang
diluncurkan oleh iblis. Iblis dari mulanya adalah penipu, dan ia akan terus
melancarkan seranganya untuk menghancurkan hubungan manusia dengan Tuhan. sejumlah filsafat dan hikmat dunia mulai
merambat di kalangan hidup terutama kristen. Orang-orang kristen sudah tidak
bisa membedakan hikmat dunia dengan hikmat kebenaran. Manusia lebih suka yang
menyenangkan telinga yang berujung maut.
“Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Ams. 14:12”. Daripada yang memahitkan namun membaharui
diri menjadi manusia yang bernilai di mata Allah.

1.
kepastian hidup
kekal di dalam Kristus Yesus.
Orang-orang percaya telah dibebaskan dari
ketakutan dan kekuatiran akan penghukuman kekal akibat dosa. Kendati kita jatuh
karena dosa, kita tidak perlu putus asa karena kita mempuyai Kristus sebagai
tabib yang menyembuhkan kita dari penyakit dosa (pelanggaran kita). Rasul Yohanes berkata: “Jika kita berkata, bahwa kita
tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di
dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka
kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat
dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada
Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (1Yoh.1:8-10. 2:1). Ada peringatan kepada kita supaya kita berjuang melawan
keinginan dosa tetapi ada penghiburan juga kepada kita untuk bisa kembali
kepada Allah karena Kristus Yesus pengantara kita kepada Bapa. Diberi peringatan kepada kita supaya kika
selalu diliputi keberanian dan kedamaian saat menghadap (berdoa) Allah tanpa
ada tuduhan. Rasul Yohanes berkata: “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita
tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati
Allah,” (1Yoh. 3:21). Tuhan ingin kita selalu mengalami damai sejahtera
bersama dengan Dia. Diberi peringatan,
karena dosa adalah beban hidup yang merintangi kita di dalam perlombaan meraih
panggilan sorgawi. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan
berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibrani 12:1).
Sebagai orang yang beriman kepada
Yesus, patutlah kita bersyukur karena kita memiliki pengharapan yang indah di
dalam kerajaan sorga. Keselamatan kita telah dijamin oleh Kristus (Yoh.10:28). Jaminan keselamatan kita ada di tangan Allah.
kita akan merasa dikuatkan jika pengharapan itu selalu meliputi hati dan
pikiran kita di dalam iman. Kendatipun kita menderita secara lahir dan batin
selama menumpang di dunia. Kita memiliki
pengharapan. Pengharapan dimana di dalam kekekalan tidak ada lagi air mata,
tidak ada lagi penderitaan, tidak ada lagi dosa yang merintangi kita,
pengharapan dimana semuanya akan disempurnakan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
2.
Tidak ada persoalan
yang melebihi kekuatan kita.
Ditegaskan
oleh Rasul Paulus bahwa “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu
Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya. (1Kor 10:13). Kita mesti tidak perlu berlarut-larut
dalam kesedihan saat pencobaan sedang melanda kita. Kesedihan memang tidak
dapat kita kendalikan disaat pergumulan hebat memerangi kita. Perasaan kita
tersakiti karena karena ulah lingkungan dan suasana dimana kita berada. Sekalipun kita akui sesungguhnya bukanlah
orang, lingkungan dan keadaan yang membuat perasaan kita tersakiti. Pikiran kitalah yang menyakiti diri kita
sendiri. karena kita memikirkannya. maka apabila yang menyebabkan kita
tersakiti karena pikiran, kita perlu membetenginya dengan kebenaran Allah yang
dapat merubah pola pikir kita menjadi sehat.
Tanamkan dalam
hati dan pikiran kita bahwa sesungguhnya Allah tahu kadar dan kemampuan kita
masing-masing menghadapi persoalan. Dan tidak ada persoalan yang tiba-tiba
terjadi terluput dibawah pengawasan-Nya. Jika persoalan kita yakini bahwa semuanya
berada di bawah pengawasan dan pengetahuan Allah, kita harus yakin juga bahwa
Allah dipihak kita, dan karena itu kita percaya akan ada jalan keluar yang
disediakan oleh Allah sebab ia telah mengijinkannya terjadi. Bila kita yakin
bahwa Tuhan telah mengijinkannya terjadi di dalam hidup kita, maka kita patut
berbangga karena Allah mempercayai kita mampu mengatasi persoalan yang telah
diijinkannya terjadi (Bc.Rm.8:31-39).
3.
Allah turut bekerja
di dalam kehidupan orang percaya.
Rasul Paulus berkata: Kita tahu sekarang, bahwa Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
(Rom 8:28). Disini jelas menegaskan kepada kita bahwa
segala sesuatu di bawah kontrol Allah. hal-hal
yang Tuhan ijinkan terjadi di dalam hidup kita bertujuan mendatangkan kebaikan
bagi kita. disaat kita berjumpa dengan masalah memang kita melihatnya sungguh
tidak baik. Keping-keping masalah
berhamburan di dalam pikiran kita. Tetapi sebagai orang yang percaya kepada
Kristus perlu kita sadari bahwa masalah itu telah Tuhan ijinkan dengan maksud
dan tujuan yang baik bagi kita. Kita
harus memandang pada tujuan masalah yang kita hadapi bukan pada keping-keping
masalah yang berhamburan di benak kita. Dengan demikian kita akan bekerja dengan
ringan hati, kita akan bekerja dengan ketenangan hati dan kita akan lebih
bijaksana memecahkan masalah kita. Jika
kita percaya bahwa Allah di pihak kita maka kita percaya juga bahwa bahwa
firmanya adalah benar. Mengapa Kita mudah diserang kecemasan dan kekuatiran
yang tidak dapat dikontrol, karena hati kita tidak mempercayai dan memandang
pada tujuan Allah. tujuan Allah adalah mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia. Seorang penulis buku “Kekuatan
Pikiran” berkata: “pikiran anda menentukan bagaimana
anda merasaka sesuatu.... Pikiran
dan tubuh terhubung dengan erat. Pikiran anda menimbulkan emosi-emosi yang
membangkitkan reaksi kimia....Berpikiran baik – menghasilkan emosi baik –
membangkitkan cairan kimia yang baik – merasa baik...Berpikiran
buruk - menghasilkan emosi buruk –
membangkitkan cairan kimia yang buruk – merasa buruk.” Jika semuanya itu ditentukan oleh pikiran manusia maka
kita butuh Firman Allah yang memperbaharui pikiran kita menjadi sehat. Firman
Allah bukanlah sekedar teori dan ilmu yang perlu dihidupi manusia supaya ia
bermakna. Tetapi firman Allah itu hidup dan Ia sendiri akan memberi makna bagi
hidup orang percaya. “Sebab firman Allah hidup dan kuat
dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibr. 4:12). Karena itu janganlah jemu-jemu mengasihi Allah dan
menghormati Dia.
4.
Amalkanlah iman
anda
Amal tidak dapat menolong kita untuk mendapatkan lebih
dari apa yang dikembalikan akibat amal itu sendiri. matematika amal adalah kita
menuai apa yang kita tabur (ini diluar implikasi teologis yang baik). Sekalipun
terkadang benih baik pun bisa tidak menghasilkan apabila ditabur di tanah yang
tidak tepat, ada yang menghasilkan sedikit dan ada yang menghasilkan banyak.
Tapi amal tetap saja tidak dapat menghasilkan lebih dari apa yang sewajarnya ia
hasilkan. Lebih tepatnya amal tunduk pada hukum nature. Kita tidak dapat
mengharapkan lebih dari apa yang telah kita perbuat. Karena itu amal tidak
dapat di imani, tetapi iman perlu diamalkan.
Devenisi iman dapat kita lihat di Ibrani 11:1. Secara
praktisnya, iman adalah percaya keberadaan segala sesuatu dijadikan oleh Tuhan
meski kita tidak hadir dan tidak melihat saat Ia menjadikannya, dan percaya
bahwa Tuhan bisa melakukan sesuatu yang belum bisa kita lihat dan yang tidak
dapat kita buat, Apabila Allah menghendakinya terjadi. Iman mengarahkan kita
untuk hidup dalam penyerahan penuh pada Tuhan. sbab Ia tahu apa yang perlu Ia
perbuat bagi kita. Karena Allah kita Mahabijaksana. O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan
Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak
terselami jalan-jalan-Nya! (Rm.11:33). Sekalipun demikian harus kita tanamkan
dalm hati bahwa: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rm.8:28). Mendatangkan
kebaikan bukan sebaliknya. Jadi kita
harus ingat bahwa Iman bukan memaksakan kehendak kita untuk Tuhan lakukan,
tetapi penyerahan total terhadap apapun yang akan Tuhan lakukan bagi kita.
Dalam hal ini mari kita ingat sejenak dengan seorang
tokoh iman di dalam perjanjian lama, yaitu daniel. Mari kita simak pengakuan
imannya: “Jika
Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami
dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan
memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu." (Dan. 3:17-18).
Saya rasa Peristiwa ini tidak perlu dibuat-buat rangkain
untuk menjelaskannya lagi kepada kita
bagaimana menerapkannya dalam pergumulan hidup kita saat ini. Cukup jelas dan
cukup untuk dimengerti.
Jadi ketika kita hidup dalam pergumulan yang hebat,
ingatlah bahwa Tuhan sanggup mengerjakannya untuk apapun itu. dan tidak ada
yang sulit untuk Tuhan kerjakan. Tuhan Mahabijaksana dalam menyingkapi
probem-problem kita. Memang kita sadari
kekuatiran adalah sikap yang tak mudah dibendung, karena itu manusiawi. Tetapi nilai positifnya sebenarnya ada. ketika kita kuatir kita merasa diri kita tidak mampu dan kita membutuhkan Tuhan.
Jangan mengkuatirkan Dia. Dia memilih mengijinkan dan melakukan banyak hal dalam hidup kita, tujuannya adalah mendatangkan kebaikan. Jika anda belum merasa baik berarti harus bersabar karena dalam proses menuju pada kebaikan yang dirancangkan oleh Allah bagi kita. Amin
Jangan mengkuatirkan Dia. Dia memilih mengijinkan dan melakukan banyak hal dalam hidup kita, tujuannya adalah mendatangkan kebaikan. Jika anda belum merasa baik berarti harus bersabar karena dalam proses menuju pada kebaikan yang dirancangkan oleh Allah bagi kita. Amin